Kartini Rembang Juga Ikut Tolak Pembangunan Pabrik Semen Indonesia

JAKARTA – Pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, terus mendapatkan reaksi penolakan dari warga Rembang. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa dan LSM yang vokal dalam menolak, kalangan ibu-ibu pun tidak mau kalah. Jauh-jauh dari Rembang, ibu-ibu yang menyebutkan dirinya sebagai “Sembilan Kartini dari Rembang” juga turut serta menyuarakan aspirasinya di depan Gedung Istana Merdeka, Jakarta, Senin (06/04/2015). Mereka bermaksud ingin bertemu dan meminta Presiden Jokowi menghentikan pendirian pabrik, serta merealisasikan visi misinya terkait kedaulatan pangan sebagaimana disampaikan dalam Pilpres tahun lalu.

Alasannya, kepentingan kaum petani di Rembang harus dinomorsatukan sebab pendirian pabrik semen akan berdampak pada rusaknya lingkungan dan lahan petani. “Semoga saja kedatangan kami dari Rembang bisa diterima Pak Jokowi, supaya Pak Jokowi tahu ada konflik di Rembang dan ada pembangunan pabrik semen. Kami berharap petani dinomorsatukan, kedaulatan pangan harus dipertahankan sebagaimana visi misi Pak Jokowi,” kata perwakilan Sembilan Kartini dari Rembang, Sukinah kepada wartawan.

Aksi tersebut sebenarnya merupakan tindak-lanjut dari aksi mereka di Rembang yang tidak kunjung mendapatkan respon positif dari pemerintah. Selama 300 hari berjuang menyuarakan aspirasinya di tenda perjuangan di lokasi pendirian pabrik, mereka merasa tidak diperhatikan, aspirasi mereka tidak didengar. Alat-alat berat pun menurut mereka masih berlalu lalu lalang terus melakukan pekerjaan pendirian pabrik.

“Sampai saat ini belum ada perubahan. Seharusnya saling menghargai, selama persidangan alat berat dihentikan dulu. Ternyata tidak dihiraukan,” pungkas Sukinah.

Ia juga mengatakan masih ingat pada janji Presiden Jokowi dulu saat berkunjung ke Rembang. “Saat itu, kami bertemu Pak Jokowi di balaikota ketika ia sudah terpilih sebagai presiden, namun belum dilantik. Ia berjanji mau ke Rembang kalau sudah punya kewenangan karena Pak Jokowi mengatakan telah mengikuti kasus Rembang sejak ia masih jadi Walikota Solo,” jelas Sukinah.

Dalam aksinya, “Sembalian Kartini dari Rembang” itu memakai pakaian tradisional petani lengkap dengan lesung penumbuk padi. Mereka datang didampingi perwakilan dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriani.

Yati sendiri minta agar Presiden Jokowi mau mendengarkan aspirasi mereka yang selama ini terus berjuang mempertahankan kampung halamannya dari dampak kerusakan lingkungan akibat pendirian pabrik. “Jokowi harus beri dukungan sepenuhnya untuk menolak pembangunan pabrik semen karena itu mengganggu pertanian dan sumber air di sana. Seharusnya Jokowi tidak ragu untuk beri dukungan itu karena sejak kampanye, visi misinya mengedepankan rakyat dan saat ini jelas ada rakyat terganggu dengan pembangunan pabrik semen,” pungkasya. (Bah)

Redaktur: Herman Wahyudi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com