Ini Penyebab Insiden Tolikora Menurut Kapolda Papua

PAPUA – Setelah melakukan upaya pengusutan terhadap insiden Tolikora, Kepala Kopolisian Daerah Papua, Irjen Yotje Mende mengungkap bahwa insiden yang lebih tepat disebut sebagai tragedi itu terjadi akibat surat edaran kontroversial yang dikeluarkan Badan Pekerja Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Surat edaran tersebut berisi larangan merayakan Idul Fitri di Karugaba dengan alasan bertepatan dengan Seminar dan Kebaktian Rohani (KKR) Internasional pemuda GIDI.

Menurut Yotje, surat edaran yang ditandatangani oleh Pendeta Marthen Jingga dan Pendeta Nayus Wenda itu sebenarnya tidak disetujui oleh Presiden GIDI sendiri dan juga Bupati Tolikora namun tetap beredar di kalangan peserta KKR. Akibatnya surat tersebut lantas menimbulkan salah tafsir yang kemudian berbuntut pembubaran paksa terhadap umat muslim yang shalat Ied di lapangan Koramil yang berdekatan dengan lokasi.

Di tambah, saat massa tengah melakukan aksi tidak terpuji itu, ada beberapa rekannya tertembak aparat yang berupaya melindungi umat muslim dari amuk massa. Sontak, amarah mereka memuncak hingga membakar kios-kios di sekitar sebagai pelampiasan dari aksi mereka.

“Massa pemuda yang jumlahnya 500-an orang, lalu berhadapan dengan aparat. Karena salah seorang pemuda tertembak aparat, mereka lalu melampiaskan kemarahan dengan membakar rumah kios yang tak jauh dari lapangan. Api dengan cepat menyebar membakar puluhan kios yang terbuat dari kayu. Mushala yang berada dalam deretan kios ikut terbakar,” terang Yotje.

Namun begitu, menurut Yotje, pihak-pihak terkait sudah berepakat untuk berdamai. Sementara Bupati Tolikora, Usman Wanimbo mengungkap komitmennya untuk bertanggungjawab penuh atas kerusakan yang terjadi atas tragedi tersebut. Ia akan kembali membangun kios-kios yang rusak dan juga Mushalla yang hangus terbakar. (rud)

Redaktur: Rudi F

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com