Kesbang Kota Jogja Gandeng OKP Bentuk Relawan Anti Napza

YOGYAKARTA – Antisipasi ancaman bahaya Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza), Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota  Yogyakarta, gandeng Organisasi Kepemudaan (OKP)  bentuk volunteer (relawan) anti Napza.   

Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan Kepemudaan Kesbang Kota Yogyakarta, Husni Eko Prabowo mengatakan, peredaran Napza di Kota Yogyakarta cukup mengkhawatirkan. Oleh karenanya, kata dia, upaya pemberantasan Napza perlu peran serta semua pihak, tak hanya aparat penegak hukum dan pemerintah, melainkan juga masyarakat, terutama pemuda.

“Kita tentu prihatin dengan masih adanya peredaran Narkoba di kota Yogyakarta. Sebab, Yogyakarta selama ini dikenal sebagai kota pelajar, pariwisata, dan budaya. Sehingga tentu tidak bisa diterima jika generasinya dirusak dengan Napza,” kata Husni kepada  jogjakartanews.com, Kamis (24/03/2016), siang.

Husni menjelaskan, belum lama ini, Kesbang kota Yogyakarta telah menyelenggarakan pelatihan relawan anti Napza yang diikuti  50 orabg perwakilan dari 16 OKP di  seluruh Kota Yogyakarta. Kegiatan pelatihan digelar selama 3 hari sejak Selasa-Rabu (15-17/03/2016) di Villa Eden 1, Kaliurang, Sleman. Pelatihan kemarin merupakan gelombang kedua. Dalam pelatihan dihadirkan para nara sumber yang berkompeten dari Praktisi kesehatan, Praktisi Hukum, praktisi sosial, serta dari unsur pemerintah dan lembaga penegak hukum TNI-Polri. 

Di akhir kegiatan, para relawan mengadakan kunjungan langsung ke Pantai Rehabilitasi Sosial (PRS) Pamardi Putra, di Kalasan, Sleman, yang menjadi tempat rehabilitasi pengguna Napza. Hal itu bertujuan agar para relawan anti Napza melihat secara langsung bagaimana para pasien rehabilitasi berikut gambaran umum penanganannya.

“Diharapkan usai mengikuti pelatihan, bisa memberikan ilmunya kepada masyarakat mengenai bahaya Napza baik dari sisi kesehatan, sosial, dan hukum, serta  cara mencegahnya,” kata Husni.

Husni menambahkan, setelah mengikuti pelatihan, para relawan anti Napza akan terus ditingkatkan kemampuannya. Setiap kegiatan para relawan dikomunikasikan dan didiskusikan bersama dalam forum-forum media sosial seperti WA Group.  Direncanakan, pada Oktober mendatang, akan dilakukan penguatan kapasitas kader Relawan Napza.

“Nanti para volunteer akan kembali kami undang untuk up grading, dengan melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan selama ini,” tukas Husni.

Lebih lanjut Husni menambahkan, pembentukan relawan anti napza nantinya tidak hanya dari kalangan OKP, melainkan juga akan merambah ke kalangan ibu-ibu rumah tangga, melalui organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Harapan kami, nanti di semua kelurahan, bahkan RW di Yogyakarta terdapat relawan anti Napza, sehingga peredaran dan penyalahgunaan Napza di Yogyakarta bisa terus ditekan,” pungkas Husni.

Salah satu peserta , Arif, mengaku dengan menjadi peserta pelatihan volunteer napza, ia mendapatkan banyak tambahan pengetahuan mengenai Napza.

“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung program Kesbang Pemkot Jogja ini. Sebab, Napza memang ancaman serius bagi generasi bangsa. Kami berharap terus mendapat pelatihan guna meningkatkan semangat, pengetahuan, dan metode-metode baru dalam mengantisipasi dan turut berperan aktif dalam pencegahan dan upaya pemberantasan Napza di Kota Jogja ini,” kata aktivis IMM PC.AR.FAKHRUDDIN. 

“Kami mengucapkan banyak terimakasih  kepada Kesbang Kota Jogja yang sudah memfasilitasi kegiatan yang sangat positif ini,” tutupnya. (agg)

Redaktur: Rudi F. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com