Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 2.000 Meter, BPPTKG Ingatkan Warga Tetap Siaga Aktivitas Vulkanik

Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran sejauh 2.000 meter ke arah barat daya pada Jumat (14/11) pagi

Sleman – Gunung Merapi di Yogyakarta kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan pada Jumat (14/11) pagi. Pada pukul 04.38 WIB, Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh 2.000 meter ke arah barat daya, menuju hulu Kali Krasak. Guguran itu tercatat dengan amplitudo maksimal 46,47 mm dan durasi 154,68 detik, sementara visual puncak terhalang kabut tebal.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa, menjelaskan bahwa aktivitas tersebut masih sejalan dengan suplai magma yang terus terjadi di perut Merapi. Ia menegaskan bahwa aktivitas vulkanik saat ini menunjukkan dinamika tinggi, sehingga masyarakat diminta mematuhi seluruh rekomendasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan laporan pengamatan sepanjang 13 November 2025, cuaca di area puncak Merapi didominasi kondisi mendung dan berawan, dengan angin yang berhembus tenang ke arah barat dan timur. Suhu udara berkisar antara 17,5 hingga 25,1 derajat Celsius, dengan kelembapan yang mencapai 79,7 hingga 99,6 persen.

“sementara itu, Tekanan udara berada pada kisaran 872,2 hingga 916,7 mmHg. Hujan harian yang tercatat mencapai 18 mm, cukup berpotensi memicu aliran lahar apabila curah hujan meningkat,” jelasnuya.

Secara visual, puncak Merapi tampak tertutup kabut tebal selama periode pengamatan. Asap kawah tidak terlihat sama sekali karena cuaca yang sangat berkabut. Meski demikian, aktivitas internal gunung api tercatat cukup tinggi.

BPPTKG merekam 78 kali gempa guguran dengan durasi antara 27,97 hingga 227,67 detik serta 58 kali gempa hybrid atau fase banyak yang menjadi indikator penting adanya suplai magma aktif. Selain itu, dua kali gempa tektonik jauh turut terekam.

“Empat kali guguran lava juga teramati mengarah ke barat daya menuju Kali Krasak dan Kali Sat atau Kali Putih, dengan jarak luncur maksimum sekitar 1.500 meter,” terang Agus.

Hingga saat ini, status Merapi masih berada pada Level III atau Siaga. BPPTKG menegaskan bahwa suplai magma yang terus berlangsung berpotensi memicu awan panas guguran kapan saja. Pola aktivitas pada 13 hingga 14 November menunjukkan potensi bahaya yang tetap tinggi, sehingga pemantauan terus dilakukan secara real-time.

BPPTKG mengingatkan masyarakat agar mematuhi batas potensi bahaya yang telah ditetapkan. Pada sektor selatan hingga barat daya, potensi bahaya mencakup kawasan Sungai Boyong dengan radius maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan radius maksimal 7 kilometer.

Sementara itu, pada sektor tenggara potensi bahaya mencakup Sungai Woro dengan radius maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol dengan radius maksimal 5 kilometer. Selain itu, lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat menjangkau area hingga 3 kilometer dari puncak.

51 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com