JAKARTA – Potensi terjadinya konflik pasca Pilpres menjadi kewaspadaan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, TNI siap bersama-sama Polri menjaga keamanan jelang dan paska pengumuman hasil Pilpres 22 Juli mendatang.
Dia meminta jajarannya yang di lapangan, tidak ragu-ragu dalam mengambil tindakan jika terjadi situasi yang membahayakan negara.
“Peran TNI sebagai tentara yang profesional dan independent. TNI punya kontribusi dalam mengawal bangsa Indonesia. Pelihara kesiapan, saya yakin TNI selalu menentukan dalam mengawal bangsa,” tutur Panglima dalam keterangan Pers di Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Panglima menegaskan, dia akan bertanggungjawab dengan tindakan prajurit selama mengikuti perintah dalam koridor netral, tegas dan profesional.
“TNI harus bisa menjaga negara tetap utuh. Terutama, melindungi kepentingan negera di atas segala-galanya,” kata Panglima.
Prajurit TNI yang ditugaskan, hanya menggunakan peluru karet.
Dijelaskan Panglima, prajurit yang bertugas hanya dibekali dengan peluru karet. Dalam menghadapi situasi apapun, kata Panglima, apabila terjadi hal krusial diperintahkankepada prajurit agar tidak membawa atau menggunakan amunisi tajam,
“Saya hanya menginstruksikan amunisi hampa dan karet. Saya tegaskan, bila ditemukan ada penggunaan peluru tajam, maka itu bukanlah tindakan TNI,” tegasnya.
Instruksi ini, lanjut Moeldoko, harus ditaati oleh seluruh prajurit TNI yang ditugaskan. Dia tidak akan segan-segan memberi sanksi kalau ada pelanggaran penggunaan amunisi tajam oleh prajurit yang bertugas. (ded)
Redaktur: Tarnowo