Hobi Merpati Kolong di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berkembang. Sebagai upaya mewadahi para penghobi sekaligus mencatatkan sejarah baru dunia Merpati, Lapak Pigeon Stall Rajamoko resmi dilaunching sekaligus membidani lahirnya organisasi Perkumpulan Penggemar Pelestari Merpati Kolong Yogyakarta (PPPMKY).
YOGYAKARTA – Wahana lomba Merpati Kolong, lapak “Pigeon Stall Rajamoko” yang terletak di Pendowo Asri, Banyon, Sewon, Bantul, DIY, menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan konsep 2 tiang.
Penggagas Pigeon Stall Rajamoko, Kombes Pol. Widiatmoko SH,Sik, MH mengungkapkan, Pigeon Stall Rajamoko menjadi arena lomba yang memprioritaskan keselamatan Merpati Kolong saat bertanding.
Menurutnya, selama ini rata-rata lapak merpati dibangun 4 tiang sehingga berpotensi membuat cedera Merpati saat mendarat.
“Lapak dengan 2 tiang yang diberi nama Pigeon Stall Rajamoko satu satunya di Indonesia yang merupakan terobosan baru untuk menghindari burung Merpati cedera kena tiang. Dengan bentangan tiang 20 meter lebar matras 12×12 meter, tebal busa 60 cm, bermaksud agar merpati saat mendarat tidak cedera,” tuturnya kepada wartawan, Senin (17/02/2024).
Launcing lapak “Pigeon Stall Rajamoko” ini dimeriahkan lomba yang digelar selama 3 hari, Jumat – Minggu (14 – 16/02/2024). Lebih dari 300 peserta dari wilayah DIY dan sekitar berpartisipasi dalam lomba.
Momentum ini sekaligus menjadi penanda pembentukan awal PPPMKY. Dalam forum tersebut, secara aklamasi terpilih sebagai ketua PPPMKY, Kresna Wijaya dan selaku Pembina, Kombes Pol. Widiatmoko SH,Sik, MH.
Sejarah Pembentukan PPPMKY
Widiatmoko mengungkapkan, pembentukan PPPMKY bermula saat para penghobi Merpati berkumpul di kediaman Kresna Wijaya dan menyampaikan keinginan untuk melegalkan organisasi yang sebelumnya bernama Paguyuban Merpati Kolong Yogyakarta (PMKY) dan sudah ada sejak tahun 2010.
Mendengar aspirasi tersebut, Widiatmoko yang turut hadir langsung merespon untuk membentuk PPPMKY.
Dalam kesempatan itu Widiatmoko menjelaskan apabila nama organisasinya masih “Paguyuban”, maka tidak akan bisa legal di Adminitrasi Hukum umum (AHU).
“Oleh karenanya saya mengusulkan dirubah menjadi PPPMKY, dan disepakati bersama oleh komunitas yang hadir,” ungkapnya.
Kemudian Widiatmoko langsung membuat draf Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPPMKY untuk didaftrakan ke Kementrian Hukum.
Dalam waktu 5 hari draf selesai dibawa ke notaris dan kemudian diadakan musyawarah pada tanggal 13 Februari di kediaman Widiatmoko di Fasum Pendowo Asri Bantul.
Sementara itu, Kresna Wijaya mengungkapkan, lahirnya PPPMKY diharapkan bisa sebagai wadah resmi yang memayungi warga DIY dalam menjalani hobi Merpati.
“Kita akan merangkul dan menjadi pengayom penghobi merpati terutama untuk ‘wong cilik’ (masyarakat bawah). Kita jadikan lomba-lomba Merpati menjadi pesta rakyat, menjadi sarana pemersatu dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas,” ucap Kresna.

Dukungan Pemilik Merpati Kolong Jawara
Lomba Merpati Kolong pada gelaran Launching Lapak Pigeon Stall Rajamoko dan Pembentukan awal PPPMKY memperebutkan total hadiah sebesar Rp 20 juta berikut Piagam dan Trophy Juara.
Tokoh pemuda DIY, RM. Jefferson Lanang Haryo Prakosa yang berpartisipasi dalam lomba berhasil menyabet juara umum.
Kerabat Kraton Ngayugyakarta Hadiningrat ini meraih dua gelar juara sekaligus, yaitu Juara 1 Reguler dan Juara 2 Perang Bintang (Best of The Best).
Sosok yang akrab disapa nDoro Lanang ini menuturkan, Merpati koleksinya menjadi juara dalam dua kategori sekaligus menjadi suatu kebanggan tersendiri, terlebih pada dua momen bersejarah Launcing lapak Pigeon Stall Rajamoko dan terbentuknya PPPMKY.
“Saya tentu bahagia karena Merpati yang saya rawat dengan sepenuh hati menjadi juara di dua kelas perlombaan sekaligus. Apalagi lomba ini bersejarah, launching lapak Pigeon Stall Rajamoko yang merupakan terobosan dan satu-satunya di Indonesia sekaligus pengukuhan PPPMKY yang akan menjadi wadah pemersatu penghobi Merpati di DIY,” tuturnya.
Ia berharap dengan adanya PPPMKY sebagai organisasi resmi yang mewadahi, masyarakat penggemar Merpati semakin nyaman dalam menyalurkan hobinya.
Menurutnya, event-event Lomba Merpati Kolong berpotensi mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.
“Dengan berkembangnya hobi Merpati Kolong ini harapannya menjadi prospek ekonomi bagi masyarakat, khususnya peternak. Kemudian juga produsen pakan merpati, karena merawat Merpati kolong ini butuh treatment (perlakuan) khusus, termasuk makanannya dan itu diproduksi oleh UMKM. Pakan Merpati juga sumbernya dari hasil pertanian,” tuturnya.
nDoro Lanang menambahkan, Event Merpati Kolong ini merupakan sarana hiburan masyarakat, jika terus dikembangkan maka tidak menutup kemungkinan juga bisa berpotensi mendukung sektor pariwisata di DIY. (pr/kt1)
Redaktur: Faisal