BULAN PENUH BERKAH SAATNYA MUHASABAH

Oleh: Mukharom*

Ramadhan adalah bulan pendidikan, kenapa disebut dengan bulan pendidikan?. Karena selama sebulan penuh kita dididik untuk menjadi manusia yang unggul dan berkualitas, caranya dengan meningkatkan kuantitas dalam beribadah dan bermualamah.

Ramadhan kita manfaatkan untuk mendididik kedisiplinan, yaitu disiplin waktu dan disiplin dalam bersikap. Disiplin waktu, artinya apa yang kita jalankan harus tepat waktu, misalnya dalam berbuka dan sahur puasa, kemudian menahan diri untuk tidak makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa sampai waktu berbuka puasa tiba. Selain waktu yang begitu berharga, Ramadhan juga mengajarkan kita untuk menahan diri dari sikap tercela, karena jika melakukannya akan mengurangi pahala berpuasa, seperti bohong, menggunjing dan hal tercela lainnya. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk bersikap positif, sikap inilah yang kita dorong dan dilatih selama Ramadhan, hingga nantinya menjadi kebiasaan baik.

Ramadhan merupakan bulan ibadah dan perjuangan, hal ini dicontohkan Rasulullah Saw dalam menyambut bulan Ramadhan yang begitu istimewa, dengan cara memperbanyak ibadah, sehingga seolah-olah tidak mengenal dunia, memperbanyak ibadah, seperti shalat, membaca Al Qur’an, dzikir, bersedakah dan ibadah-ibadah lainnya. Namun begitu, bukan berarti Rasulullah Saw melalaikan kehidupan dunia, justru Rasulullah sangat sibuk, sehingga kehidupan dunia dan kepentingan akhirat pun seimbang.

Keteladanan inilah yang seharusnya kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak hanya sibuk dengan urusan dunia, tapi melalaikan urusan akhirat, begitu sebaliknya sibuk dengan urusan akhirat tapi melupakan urusan dunia. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Swt dalam Surat Al Qasos Ayat 77, yang artinya: “Carilah negeri akhirat yang diberikan kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagimu dari dunia”  dan dalam Surat Adz Dzariyat Ayat 56, yang artinya “Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepadaKu” serta yang tidak kalah penting adalan bahagia dunia dan akhirat, sesuai dengan doa yang kita panjatkan setiap selesai shalat, hal ini tertuang dalam Surat Al Baqarah Ayat 201. Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siska neraka”.

Jika kita menengok sejarah Rasulullah Muhammad Saw, dalam bulan Ramadhan terjadi ekspedisi militer, hal ini terjadi pada tahun ke 2 sampai dengan ke 8 Hijriyah yaitu terjadinya perang Badar, perang Uhud dan perang Parit. Semua perang diraih dengan hasil kemenangan dan Kota Makkah terbebas dari kemusrikan. Hal ini tertuang dalam Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 123 yang artinya: Allah telah menolong kamu di Badr ketika kamu dalam keadaan lemah. Maka bertakwalah kepada Allah, dengan demikian kamu bersyukur

Sejarah perjuangan Rasulullah Saw inilah yang menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa perjuangan kita saat ini tidak sedang menghadapi musuh yang nyata dengan berperang megangkat senjata, tapi musuh kita adalah memerangi hawa nafsu, itulah jihad yang sangat besar. Rasulullah bersabda: Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lantas sahabat bertanya, “Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu”.

Ramadhan bulan introspeksi, sarana bermuhasabah, baik hubungannya dengan Allah Swt yang sering kita sebut Hablum Minallah dan hubungan dengan manusia disebut Hablum Minannas. Dengan hubungan secara vertikal, kita menyadari bahwa hubungan antara hamba dengan sang pencipta sangatlah dekat, oleh karena itu, dengan meminta ampunan atas segala dosa-dosa yang telah diberbuat, baik dosa yang baru dan dosa masa lalu, baik dosa yang disengaja maupun tidak disengaja. Aplikasinya adalah tidak akan melakukan dan mengulangi perbuatan dosa tersebut.

Berbeda dengan hubungan vertikal, hubungan dengan manusia atau hubungan horisontal, harus diselesaikan antar manusia, dengan meminta maaf secara langsung jika memiliki kesalahan secara individu, termasuk dalam konteks Hablum Minannas adalah saling tolong menolong, bantu membantu, nasehat menasehati dan lain sebagainya.

Ramadhan bulan untuk berubah dan berbenah, sejatinya mempersiapkan manusia untuk hidup lebih baik, dengan meraih kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dengan cara bersungguh-sungguh mengerjakan kewajiban di bulan Ramadhan, berpayah-payah dalam beribadah artinya mengkader pribadi untuk menjadi lebih baik, dengan imbalan yang besar, karena diberikan langsung oleh Allah Swt dan meraih derajat taqwa. Semoga momentum Ramadhan kali ini tidak terlewatkan begitu saja. Namun, sebaliknya memaksimalkan untuk memanfaatkan dengan sungguh-sungguh mengharap ridlo Allah Swt.

* Mukharom adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Semarang (USM) dan Pengurus Ta’mir Masjid Al Hasyim Kota Semarang serta Ketua Yayasan Yuha Center Indonesia

47 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com