Drama di Lapangan Hijau: SMK N 1 Tepus Dicoret dari LIPEG #10, Panitia Klaim Sesuai Aturan

Pelatih SMK Negeri 1 Tepus, Purbo, mengaku kecewa dan menyayangkan keputusan panitia yang mencoret timnya dari daftar peserta turnamen tahun ini.
Pelatih SMK Negeri 1 Tepus, Purbo, mengaku kecewa dan menyayangkan keputusan panitia yang mencoret timnya dari daftar peserta turnamen tahun ini.

Gunungkidul – Kompetisi sepak bola pelajar paling bergengsi di Bumi Handayani, Liga Pelajar Gunungkidul (LIPEG) #10, belum juga digulirkan namun sudah memunculkan drama panas di luar lapangan.

Pelatih tim SMK Negeri 1 Tepus, Purbo, mengaku kecewa dan menyayangkan keputusan panitia yang mencoret timnya dari daftar peserta turnamen tahun ini. Ia menilai keputusan tersebut tidak adil karena menurutnya, slot timnya justru diberikan kepada sekolah lain tanpa proses play-off sebagaimana mestinya.

“Dari total 16 peserta LIPEG #10, 15 di antaranya merupakan tim lama yang pernah ikut LIPEG #9. Artinya hanya ada satu slot kosong yang seharusnya diperebutkan lewat play-off. Tapi tiba-tiba tim kami dicoret dengan alasan belum melakukan registrasi pembayaran di hari terakhir,” ujar Purbo, Sabtu (8/11/2025).

Menurut Purbo, pihak panitia tidak memberikan pengingat langsung terkait tenggat waktu pembayaran. Ia mengaku sudah siap mengikuti turnamen, bahkan tim sudah menjalani latihan rutin sejak awal Oktober.

“Alasannya karena sudah disampaikan saat technical meeting. Tapi kami tidak pernah menyatakan mundur. Ini bukan soal uang, tapi soal komunikasi dan keadilan,” tegasnya.

Slot Hilang, Tim Lain Dapat Jalan Tol

Kekecewaan Purbo kian memuncak ketika mengetahui bahwa slot milik SMK N 1 Tepus akhirnya digunakan oleh SMA Negeri 2 Wonosari, sekolah yang menurutnya seharusnya melalui babak play-off terlebih dahulu.

“Seharusnya kalau mau ikut, mereka ikut jalur play-off bareng SMA Darul Qoir dan SMA N 1 Semanu. Tapi malah langsung lolos tanpa main. Padahal di LIPEG #8 mereka bahkan tidak tercatat sebagai peserta. Tiba-tiba di LIPEG #10 muncul dan ambil slot kami,” keluhnya.

Purbo menilai keputusan itu bukan hanya merugikan pihaknya, tetapi juga menurunkan semangat sportivitas dan transparansi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kompetisi pelajar.

Panitia: Semua Sesuai Regulasi

Menanggapi polemik tersebut, Ketua Panitia LIPEG 2025, Heri Susanto, menegaskan keputusan pencoretan tim SMK N 1 Tepus sudah sesuai regulasi yang berlaku.

Menurutnya, semua tahapan pendaftaran dan regulasi turnamen telah disosialisasikan kepada calon peserta sejak jauh hari, baik melalui workshop maupun technical meeting.

“Turnamen LIPEG punya aturan yang jelas. Pendaftaran dibuka sejak 27 Oktober sampai 3 November 2025. Sampai batas waktu itu, ada 17 tim yang mendaftar sementara kuota hanya 16. Maka kami buat babak play-off untuk menyaring tim baru,” ujar Heri.

Heri menjelaskan, babak play-off hanya diperuntukkan bagi tim yang benar-benar baru dan belum pernah ikut LIPEG edisi sebelumnya.

“Untuk SMA N 2 Wonosari, mereka sudah terdaftar di LIPEG 2024, hanya saja saat itu tidak lolos babak kualifikasi. Jadi status mereka tetap dihitung sebagai peserta lama,” jelasnya.

Sementara SMK N 1 Tepus, lanjut Heri, dianggap gugur karena tidak menyelesaikan proses registrasi pembayaran hingga tenggat waktu.

“Panitia tidak bisa melanggar regulasi. Semua sekolah sudah tahu aturan ini, dan kami hanya menjalankan keputusan sesuai prosedur,” ujarnya.

Meski begitu, Heri mengaku memahami kekecewaan tim SMK N 1 Tepus.

“Kami sudah komunikasi dengan pihak sekolah. Kami harap mereka tetap semangat dan bisa kembali ikut di LIPEG 2026,” pungkasnya.

Tentang LIPEG: Ajang Bergengsi Pelajar Gunungkidul

LIPEG atau Liga Pelajar Gunungkidul merupakan ajang tahunan yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul bekerja sama dengan Askab PSSI Gunungkidul. Turnamen ini menjadi wadah pengembangan bakat pelajar di bidang sepak bola, serta ajang pencarian bibit atlet muda berbakat dari tingkat SMA/SMK/MA.

Setiap tahunnya, LIPEG selalu menjadi sorotan karena bukan hanya mempertarungkan kemampuan di atas lapangan, tetapi juga menunjukkan kebanggaan dan solidaritas antar sekolah.

LIPEG #10 tahun ini rencananya akan digelar di Stadion Gelora Handayani Wonosari dan beberapa lapangan pendukung di wilayah selatan Gunungkidul. Turnamen ini akan diikuti oleh 16 tim terbaik dari berbagai sekolah menengah atas dan kejuruan di Gunungkidul.

13 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com