JAKARTA – Para pekerja seni dan budaya yang sebenarnya berperan penting dalam pembangunan karakter bangsa melalui misi kebudayaannya sampai saat ini belum mendapatkan panggungnya di tengah bangsa yang sedang kehilangan jati dirinya. Setelah kemerdekaan diproklamasikan, sampai sekarang cita-cita TRISAKTI, khususnya berkepribadian dalam kebudayaan belum terwujud.
“Kami melihat bahwa saat ini kebudayaan nasional masih sangat lemah sehingga kita sebagai bangsa seperti tidak memiliki jati diri yang jelas. Narasi kebangsaan seperti cinta tanah air beserta seni-budayanya yang beraneka-ragam dan jiwa gotong-royong, bahu-membahu membangun bangsa yang adil dan makmur semakin terpinggirkan oleh narasi asing yang mementingkan diri sendiri dan kelompok,” tandas Sekretaris Jendral Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (JAKER), Suroso, dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Kamis (25/05/2016).
Dikatakan Suroso, sebenarnya kita sudah memiliki kepribadian dalam budaya. Sehingga, kata dia, seharusnya kita tidak malu untuk menunjukkan budaya kita tersebut. Namun menurutnya saat ini sepertinya budaya kita sudah tergerus oleh budaya luar yang begitu kuatnya masuk ke Negeri kita.
“Sehingga kita seperti tidak memiliki akar budaya lagi. Inilah yang harus kita lakukan, kembali mempertegas jati diri kita, budaya kita, dan bersama sama kita harus memperkuatnya agar kita mampu memenangkan pertarungan dengan budaya luar yang begitu massif masuk sampai ke pelosok desa,” ujar Suroso.
Suroso menjelaskan, JAKER yang didirikan pada tahun 1993 oleh beberapa pekerja seni dan budaya, salah satunya oleh Wiji Thukul sebagai wadah bagi para pekerja seni dan budaya yang mempunyai keberpihakan atas nasib rakyat, akan terus berjuang memperkuat budaya nasional.
“Kami mengajak kepada seluruh elemen bangsa terutama para pekerja seni dan budaya untuk bersama sama memperkuat kebudayaan nasional kita, dalam artian kita mempertegas kembali apa yang menjadi budaya nasional kita dan kemudian kita akan menggunakan kebudayaan nasional itu untuk memenangkan cita cita TRISAKTI,” tukas Suroso yang pernah merasakan penjara Orde Baru karena dituduh terlibat peristiwa 27 Juli 1996.
Menurutnya misi tersebut akan digaungkan dalam Konferensi Nasional JAKER 2016 yang akan dihelat pada 27 – 28 Agustus di Danysa Guest House jln Tebet Dalam II H no 5 Tebet Barat, Jakarta Selatan. Konvernas akan mengambil tema mengambil tema: Memperkuat Kebudayaan Nasional, Menangkan Tri Sakti yaitu memenangkan kedaulatan politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Di usianya yang sudah 23 tahun ini, kata dia, JAKER tetap konsisten dengan tujuan awalnya.
“JAKER lahir hasil pergulatan sejarah pada saat krisis ekonomi dan politik yang berdampak secara langsung kepada rakyat dan pekerja seni budaya. Di bawah ancaman represi, muncul kesadaran para pekerja seni dan budaya untuk membangun sebuah wadah perlawanan sambil terus menyuarakan persatuan,” ujar Suroso yang juga bertindak sebagai ketua OC dalam hajatan konferensi nasional ini. (kt1)
Redaktur: Rudi F