YOGYAKARTA – Beras buatan atau beras analog yang tidak berasal dari tanaman padi murni mulai dikembangkan di Lombok Timur. Beras analog sehat tersebut dikembangkan para peneliti dari Community Resilience and Economic Development Programme (CaRED) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Direktur Community Resilience and Economic Development Programme (CaRED) UGM, Ali Awaludin, M.Eng. Ph.D., mengatakan Beras sehat analog fungsional merupakan beras alternatif yang dibuat dari tepung mocaf, tepung jagung, tepung kacang gude (lebui), dan tepung rumput laut. Dibuat dengan menggunakan teknologi ekstrusi sehingga menghasilkan bentuk bulir seragam yang memiliki kemiripan dengan bulir beras padi,
“Hasil dari program ini adalah Beras Sehat Analog Fungsional (BSAF),” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (15/10/2019).
Ali mengungkapkan saat ini beras sehat analog fungsional telah diproduksi oleh UD. Kaya Rasa di daerah Masbagik, Lombok Timur dan telah memiliki ijin PIRT serta Halal LPPOM MUI. Selainitu produk ini juga telah melalui riset pasar dari ahli dari UGM dan Universitas Mataram (UNRAM). Produk ini selain menjadi alternatif bahan pangan pokok, tetapi juga diharapkan dapat mengangkat perekonomian masyarakat Lombok Timur.
“Harapannya kedepan beras sehat analog fungsional ini dapat memiliki pasar yang lebih luas dan diterima serta dirasakan manfaatnya tidak hanya di wilayah NTB dan DIY, tetapi juga Indonesia secara luas,” tutur Ali.
Dalam mengembangkan Beras Sehat Analog Fungsional, CaRED UGM selain bekerja sama dengan UNRAM, juga menggenadeng New Zealand Foreign Affairs & Trade Aid Programme (Massey University), Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur,
“Penelitian dan pengembangan dilakukan sejak tahun 2016 silam dan pendanaan program hingga 2019” ungkapnya.
Sementara Wakil Rektor I Bidang Akademik UNRAM, Agusdin, S.E., M.B.A. DBA., saat membuka acara workshop menyampaikan harapan terhadap pengembangan produksi beras sehat analog fungsional ini,
“Diharapkan melalui produk diversifikasi pangan ini nantinya dapat mengangkat perekonomian masyarakat daerah Lombok Timur sekaligus menjadi produk komoditas andalan Nusa Tenggara Barat,” harapnya. (kt1)
Redaktur: Faisal