SLEMAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menargetkan mencetak 2000 petani milenial pada tahun 2024.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menuturkan, Pemkab Sleman terus mengembangkan sektor pertanian untuk mendorong ketahanan pangan, salah satunya dengan mengupayakan regenerasi petani.
Kustini mengungkapkan, Pemkab Sleman terus memperluas Jaringan Petani Milenial (JPM) di wilayah Kabupaten Sleman. Menurutnya saat ini terdapat sedikitnya 542 petani milenial produktif di Kabupaten Sleman.
“Dengan adanya program petani milenial, ada regenerasi petani. Selain ada yang sudah senior sekarang ada yang muda-muda. Diharapkan pertanian di Kabupaten Sleman semakin maju dan ketahanan pangan tetap terjaga. Kita Tahun ini ada lebih dari 500 petani milenial dan in syaa Allah pada 2024 nanti hapannya bisa mencapai 2000 petani milenial,” tuturnya saat mengukuhkan Jaringan Petani Milenial (JPM) dan Kelompok Tani/KWT UPTD BP4 Wilayah VII (Kapanewon Berbah dan Depok), di Berbah, Sleman, Jumat (13/05/2022) siang.
Kustini berharap petani milenial juga bisa menjadi seorang entrepreneur (wirausaha) pertanian. Selain bertani, kata dia, petani milenial diharapkan mampu mengembangkan produk olahan pangan yang bisa dipasarkan tak hanya di wilayah Sleman, namun juga nasional bahkan bisa diekspor ke manca negara.
“Petani milenial bisa memanfaatkan tegnologi digital untuk memasarkan produk-produk pertanian, sehingga juga bisa menjadi entrepreneur, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya,” harapnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Sleman, Suparmono yang turut hadir mendampingi Bupati menambahkan, Jaringan Petani Milenial di Semua wilayah Kabupaten sleman sudah dikukuhkan.
“Pengukuhan di (kapanewon) Berbah dan Depok yang terakhir. Jumlah petani milenial di Sleman terbanyak di Indonesia sampai sekarang,” ungkapnya.
Menurut Suparmono, Pemkab Sleman sangat serius dalam mengembangkan sektor pertanian, salah satu implementasinya adalah mencetak petani-petani muda. Untuk mencapai target 2000 petani milenial pada 2024, kata dia, Pemkab Sleman akan terus mengawal program JPM.
“Pembangunan pertanian ini akan bisa dipercepat jika kita bisa menggerakkan anak-anak muda untuk terjun di pertanian. Tahun ini adalah awal, setiap tahun kita akan kawal untuk menumbuhkan petani-petani milenial baru,” ujarnya.
Suparmono menjelaskan, setelah dikukuhkan para petani milenial akan mendapatkan pendampingan dan akan dievaluasi setiap tahunnya. Untuk pendmpingan Pemkab Sleman bekerjasama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) yang berada langsung di bawah Kementrian Pertanian.
“Kita sediakan alat untuk evaluasi. Nanti beberapa kurun waktu kemudian kita cek apakah usahanya maju dalam skala lebih besar. Kalau ternyata tetap saja (Belum berkembang, red) nanti bagaimana menanganinya, kita akan merumuskan berikutnya. Yang pasti Pemkab Sleman memiliki konsen yang besar terhadap penumbuhkembangan petani milenial,” ucapnya.
Sementara itu salah satu Petani Milenial Berbah yang baru dikukuhkan, Danang Tri Pitoyo mengungkapkan, dengan dikukuhkannya sebagai bagian dari JPM oleh Bupati Sleman, ia dan rekan-rekannya merasa lebih termotivasi untuk mengembangkan pertanian. Ia berharap dengan adanya program JPM bisa menginspirasi kaum milenial di Sleman untuk bertani.
“Bisnis pertanian prospeknya sangat bagus, jadi sudah saatnya anak muda ambil bagian dalam pengembangan pertanian. Di era digital ini kita semakin mudah untuk memasarkan produk-produk pertanian,” tutupnya.
Hal senada disampaikan Anis Riyanti Primastuti dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Jaya, Dukuh Maredan, Sendangtirto, Berbah. Pengusaha makanan olahan berupa Abon ini berharap setelah dikukuhkan oleh Bupati Sleman, ia akan berusaha lebih produktif.
“Harapannya nanti kita bisa menjadi wirausaha yang lebih mandiri dan produktif, kemudian produk -produk kami bisa dipasarkan lebih luas lagi, sukur bisa diekspor seperti harapan Ibu Bupati,” kata Anis Berharap. (rd1)
Redaktur: Ja’faruddin. AS