YOGYAKARTA – Entah apa yang ada dalam benak para caleg dan parpol pada Pemilu legislatif beberapa waktu lalu. Mereka seolah tanpa menghargai proses ‘sehat’ sehingga melakukan apapun untuk menjadi pemenang. Banyaknya kasus money politic yang terungkap menjadi salah satu
indikatornya.
Ketua Bawaslu DIY, Muhammad Najib pun heran dengan banyaknya kasus yang diduga money politic. Ia melihat, para pelaku kini sudah pintar. “Mereka menggunakan cara berbagai macam modus,” kata Najib, Sabtu (19/4/2014).
Berdasarkan hasil temuan Bawaslu DIY, modus-modus yang digunakan di antaranya; memotong unsur, menggunakan doorprize, asuransi, gundulan, tebusan, dan menggunakan pihak ketiga. Najib menilai, praktek money politic kini semakin blak-blakan. Baik itu dari caleg ataupun pemilih.
“Mereka semakin vulgar, tanpa rasa malu melakukannya,” kata Najib.
Najib mencontohkan pada kasus ditemukannya uang 510 juta oleh Polres Gunungkidul di Rest Area Bunder Gunungkidul. Menurutnya, dana tersebut dikelola pihak ketiga (Lokalindo-red) dari DPP Parpol. “Modusnya dicairkan untuk relawan atau saksi. Hal itu menjadikan sulit untuk diidentifikasi,” ungkapnya. (kim)
Redaktur: Azwar Anas