YOGYAKARTA – Beberapa lembaga melakukan hitung cepat atau quick count dalam Pemilu 2014. Hanya saja, penghitungan cepat, menurut Jogjakarta Institut dan Jaringan Indonesia Raya, meragukan hasil penghitungan tersebut.
Menurut aktivis Jaringan Indonesia Raya, Arie Yanitra mengatakan, penghitungan cepat masih diragukan metode dan keakuratan datanya. Atas dasar itulah, lanjut Arie, Jogjakarta Institut dan Jaringan Indonesia Raya melakukan hitung manual berdasarkan data C1.
Adapun hasil penghitungan manual berdasarkan data C1 DPR RI Dapil DIY yang dilakukan Jogjakarta Institut dan Jaringan Indonesia Raya adalah Idham Samawi (117214 suara), Esti Wijayanti (98112), Siti Hediati Soeharto (80112), Andhika Pandhu Puragabaya (78718), KRMT Roy Suryo (77023), A. Hanafi Rais (76919), Pulung Agustanto (76717), dan Sukamto (76313).
Dalam melakukan penghitungan tersebut, Jogjakarta Institut dan Jaringan Indonesia Raya melibatkan setidaknya 400 relawan. Relawan tersebut disebar di 4 kabupaten dan 1 kota yang terbagi atas 78 kecamatan serta 438 desa.
“Lembaga lain harusnya melakukan hitung dengan berdasarkan data C1,” kata Arie saat jumpa pers di sebuah rumah makan di Jalan Timoho, Minggu (20/4/2014) sore.
Arie menambahkan, memang dalam penghitungan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Tercatat, penghitungan yang mereka lakukan diakhiri Sabtu (19/4/2014) pukul 21.00. “TPS yang melakukan penghitungan ulang belum masuk,” katanya.
Meskipun susah, lanjut Arie, data C1 tetap bisa didapatkan. Karena, KPU lah yang berkewajiban mengunggah data C1 tersebut. “Ini penting karena untuk menghindari adanya penggelembungan suara,” tambahnya. (kim)
Redaktur: Azwar Anas