Harga Solar Turun Rp 200 Per Liter Tak Terasa, Daya Beli Masih Rendah

YOGYAKARTA – Meski harga Bahan Bakar Minyak subsidi jenis solar mengalami penurunan harga sejak Sabtu (10/10/2015) yang lalu, namun tariff angkutan umum di wilayah DIY belum menyesuaikan. Penurunan harga tersebut juga tidak berpengaruh terhadap penurunan harga sejumlah komoditas bahan pokok. Daya beli masyarakat juga relatif masih tetap rendah.

Menurut pengamat dari Himpunan Entrepreneur Muda Muslim Yogyakarta (HEMY), Fadhil, hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Selain angka penurunan harga yang tidak signifikan, kata dia, juga pada jenis BBM nya.

“Menurut data Pertamina, konsumsi solar di DIY sendiri relatif kecil dikisaran 350 Kilo Liter (KL) per hari. Konsumsi terbanyak masih di jenis Premium yang mencapai 1.400 KL/ hari,”  ungkapnya kepada jogjakartanews.com Selasa (13/10/2015).

Selain itu, dikatakan entrepreneur muda di bidang kuliner in, belum adanya penyesuaian tarif angkutan umum juga berpengaruh terhadap tidak berubahnya harga kebutuhan pokok. Terlebih, kata dia, jenis angkutan barang-barang konsumsi juga banyak yang menggunakan BBm jenis premium.

“Yang jelas karena sejak naik turunnya harga BBM, harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat. Terlebih ketika terjadi krisis global yang berdampak pelemahan rupiah. Jadi ketika nilai rupiah sudah kadung rendah, susah untuk menekan laju inflasi. Otomatis sulit meningkatkan daya beli masyarakat,” tukas Fadil yang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Sebelumnya, Ketua Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) DIY, Agus Andriyanto mengatakan hingga saat ini tariff angkutan umum masih belum berubah meski ada penurunan harga BBM jenis solar Rp 200 menjadi Rp 6.700 dari sebelumnya Rp 6.900 per liter. Menurutnya hal itu sesua dengan keputusan Organda pusat.

“Apabila perubahan harga BBM kurang dari Rp 1000/liter, pihaknya tidaka akan melalukan revisi tarif angkutan umum,” katanya kepada wartawan belum lama ini.

Sementara terkait harga sembako, menurut pedagang di pasar Kalasan, Sleman DIY, Dewi (38) harga sembako relatif masih stabil.

“Tidak ada penurunan tapi juga tidak ada kenaikan, masih biasa saja meski harga Solar Turun. Harga beras lokal dari petani misalnya, harga jualnya masih di kisaran Rp 9000/kg untuk kualitas sedang,” ujarnya. 

 (kt1)

Redaktur: Rizal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com