Budaya  

FKKB Pandak Runner Up Festival Ketropak Se Kabupaten Bantul

BANTUL– Di tengah-tengah budaya pop modern, upaya nguri-uri kesenian ketoprak sebagai budaya leluhur terus digiatkan pemuda Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak Bantul. Perjuangan para pemuda dan pemudi Desa Gilangharjo tersebut berbuah manis. Dalam perhelatan Festival Ketoprak Antar Kecamatan Se Kabupaten bantul yang diselenggarakan di Pendopo Kecamatan Pandak, Sabtu (07/10/ 2017) lalu, mereka menyabet runner up (terbaik kedua) mewakili Kecamatan Pandak.

“Kami bersyukur karena mendapatkan penghargaan sebagai penyaji terbaik kedua. Tapi ini bukan tujuan kami yang utama. Sebab yang terpenting bagi kami adalah nguri-uri (melestarikan, red) budaya warisan leluhur yang nyaris punah ini,” ungkap Ketua FKKB Kecamatan Pandak, Supriyanto, SE kepada jogjakartanews.com, Senin (09/10/2017) siang.

Suriyanto mengatakan, festival yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Forum Komunikasi Kethoprak Kabupaten Bantul (FKKB)  diikuti 17 kecamatan. Festival digelar untuk memupuk kembali rasa cinta dan bangga terhadap budaya lokal,terutama kethoprak. Adapun hasil kejuaraan festival ketoprak antar Kecamatan se Kabupaten Bantul 2017 adalah sebagai berikut; Penyaji Harapan 3 diraih Kecamatan Kretek, penyaji harapan 2 Kecamatan Pajangan, penyaji harapan 1 Kecamatan Bantul. Kemudian, penyaji terbaik 3  diperoleh Kecamatan Dlingo, penyaji terbaik 2 Kecamatan Pandak, dan penyaji terbaik 1 Kecamatan Kasihan

“Dengan diselenggarakannya festival ketoprak ini, kami berharap ke depan lebih banyak antusias warga untuk ikut melestarikan budaya lokal, terutama ketoprak ini,” katanya.

Sementara anggota FKKB Kecamatan Pandak, Deny Setiyawan yang juga sebagai pemain ketoprak mengatakan, ikut dalam bagian kontingen FKKB Kecamatan Pandak menjadi pengalaman yang sangat luar biasa baginya.

“Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Mulai dari saya tidak paham dan tidak mengenal ketoprak, hingga saat ini saya sudah mengikutinya untuk yang ketiga kalinya, banyak hal yang saya pelajari. Baik itu dalam bertata bahasa yang benar dalam pakem-nya ketoprak, bloking akting, maupun cara berbusana Jawa yang benar. Semua itu awalnya sangat sulit saya pelajari. Hingga akhirnya saya sadar bahwa hal tersebut penuh dengan kearifan lokal yang harus kita jaga keberadaannya,” ucapnya.

Selain mendapatkan pelajaran yang berharga, kata dia, ikut dalam bagian kontingen FKKB Kecamatan Pandak juga berarti turut andil dalam melestarikan dan menjaga budaya kesenian Bangsa Indonesia khususnya budaya jawa untuk tetap hidup, dikenal, dan tidak hilang dimakan zaman.

“Harapannya, festival ini bisa terus diselenggarakan dan lebih banyak melibatkan peran pemuda dalam pelaksanaannya. Syukur-syukur tidak hanya agenda tahunan sehingga kebudayaan Ketoprak akan terus hidup, dan dikenal oleh generasi mendatang,” katanya.

Hal senada dikatakan Agustina Riki Riyani, dia mengaku bersyukur dan bangga menjadi bagian dr Festival FKKB karena banyak ilmu dan tambah pengalaman.

“Dengan mengikuti festival ini saya juga banyak mendapatkan teman yang berkomitmen melestarikan budaya. Semoga Festival FKKB terus berlanjut dan lestari, sehingga menumbuhkan bibit-bibit aktor dan aktris muda yang berbakat dalam kesenian dan kebudayaan,” harapnya.

Sekadar informasi, Festival Kethoprak kemarin dihadiri sejumlah  tokoh pejabat dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Para Camat, Danramil, dan Kapolsek. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari jumlah penonton yang diperkirakan mencapai 2000 orang. (kt1)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com