YOGYAKARTA – Untuk menghasilkan generasi masa depan dengan kualitas tinggi dan mampu bersaing, dibutuhkan pola asuh dan pendidikan sejak dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan investasi untuk peningkatan sumber daya manusia di masa depan.
Hal itu diungkapkan Direktur The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), Gatot Hari Priyowirjanto, Rabu (15/11/2017) di sela-sela acara Seminar Internasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Keluarga: Children’s Well-Being and Effective Parenting in the Digital Era, di Royal Ambarukmo Yogyakarta.
Menurut Gatot, anak usia dini, lima tahun pertama kehidupan adalah masa emas (golden age) bagi pertumbuhan seorang anak.
“Masa usia ini merupakan ditandai dengan perkembangan kognitif, linguistik, sosial, emosional dan motorik yang cepat, dan karena itu menjadi periode perkembangan terpenting dalam kehidupan anak-anak. Perkembangan otak anak bergantung pada stimulasi lingkungan, terutama pada kualitas perawatan dan interaksi yang diterima anak,” tuturnya.
Anak-anak yang dipupuk dan dirawat dengan baik, kata Gatot, cenderung mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, emosional dan sosial secara keseluruhan; tumbuh lebih sehat; dan memiliki harga diri yang lebih tinggi.
“Pada masa inilah orang tua harus mampu memaksimalkan potensi tersebut dan membentuknya menjadi anak yang pintar secara akademik maupun baik secara sosial. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memaksimalkan masa emas ini adalah melalui pendidikan dan pola asuh yang menyeluruh meliputi pendidikan secara akademik, moral dan kemampuan social,” imbuh Gatot.
Berbicara dalam kapasitasnya sebagai Presiden Southeast Asian Ministers of Education Organisation (SEAMEO) Council, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam keterangan persnya mengatakan, peningkatan kualitas pengembangan anak usia dini menjadi komitmen global dan area prioritas negara-negara anggota SEAMEO. Dalam konteks Indonesia, Mendikbud menekankan bahwa Indonesia menjamin akses terbuka terhadap pendidikan bagi siapa pun dan dari latar belakang manapun pada usia paling dini.
“Indonesia juga sangat berkomitmen untuk mendukung SEAMEO dan merespons tuntutan global di bidang pendidikan, terutama yang terkait dengan penyediaan layanan PAUD dan pendidikan keluarga. Untuk menindaklanjuti komitmen dan peran penting PAUD dan pendidikan keluarga ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia bekerja sama dengan SEAMEO Secretariat menyelenggarakan Seminar Internasional PAUD dan Pendidikan Keluarga,” ungkapnya.
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Harris Iskandar, yang juga sebagai panitia penyelenggara seminar menegaskan bahwa seminar ini sesuai dengan visi yang diemban SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), yakni menjadi pusat regional terdepan dalam penelitian, advokasi, dan peningkatan kapasitas bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga. Sedangkan misinya adalah meningkatkan komitmen regional dan global untuk kualitas pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga.
“Nilai yang diusung SEAMEO CECCEP adalah kepentingan terbaik untuk anak, sensitif budaya dan gender, responsif sosial dan komunitas serta inklusif. Dengan diusungnya nilai-nilai ini keberadaan SEAMEO CECCEP akan bermanfaat bagi anak-anak, orang tua, keluarga, pemerintah, pengambil keputusan, para praktisi PAUD dan pendidikan keluarga, pengusaha, dan lembaga-lembaga non-pemerintah lainnya,” papar Harris.
Harris menjelaskan, pendekatan program SEAMEO CECCEP selama program lima tahun ke depan difokuskan pada tiga pendekatan, yaitu Penelitian dan Pengembangan, sehingga dapat dijadikan pusat penelitian guna membangun keilmuan regional. Kedua pengembangan Kapasitas, agar dapat dijadikan pusat pelatihan guna membangun kapasitas sumber daya manusia dan ketiga Advokasi dan Kerja sama, yaitu menjadi pusat advokasi guna membangun kerjasama individu, lembaga dan akademisi.
“Tema yang diangkat Seminar Internasional ini adalah Children’s Well-being and Effective Parenting in the Digital Era. Tema tersebut akan dipandu oleh para pakar dari dalam dan luar negeri. Seminar ini akan lebih diperkaya dengan paparan dari sebelas Kementerian Pendidikan anggota SEAMEO tentang Parenting in the 21st Century dari negaranya masing-masing,” imbuhnya.
Dikatakan Harris, tujuan dari seminar ini adalah sebagai media untuk berdialog tentang pengalaman dan praktik terbaik pelaksanaan PAUD dan pendidikan keluarga yang mendukung terhadap peningkatan pembangunan manusia di kawasan Asia Tenggara. Kemudian, untuk meningkatkan pemahaman, komitmen dan kerja sama timbal balik yang lebih erat antar pemangku kepentingan PAUD dan pendidikan keluarga di kawasan Asia Tenggara;
“Juga untuk memperluas akses pelaksanaan PAUD dan pendidikan keluarga yang berkualitas di kawasan Asia Tenggara,” imbuhnya.
Sekadar informasi, Seminar akan diikuti oleh lebih dari 300 (tiga ratus) peserta, baik yang mendaftar secara online maupun melalui undangan. Peserta adalah para pemangku kepentingan pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga yang terdiri atas akademisi, praktisi pendidikan, dan mahasiswa jurusan PAUD yang berasal dari dalam dan luar negeri. Seminar ini rencananya akan dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 14 hingga 17 November 2017 di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta. (rd)
Redaktur: Rudi F