YOGYAKARTA – Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriyah, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar tradisi grebeg, Jumat (01/12/2017).
Dalam upacara grebeg, delapan buah gunungan yang berisi hasil bumi dikirim di tiga tempat. Sebanyak lima gunungan di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Satu buah gunungan dibawa menuju Kadipaten Puro Pakualaman. Satu gunungan lagi dibawa menuju kompleks Kantor Gubernur DIY di Kepatihan.
Setelah didoakan oleh abdi dalem kraton, gunungan tersebut diperebutkan oleh warga yang sudah berkumpul. Dalam hitungan menit, isi gunungan ludes. Warga yang datang memperebutkan gunungan tidak hanya dari Kota Yogyakarta saja. Bahkan beberapa wisatawan dari luar Yogyakarta turut berbaur memperebutkan isi gunungan. Sebagian masyarakat percaya dengan meeperoleh isi gunungan akan membawa berkah,
“Saya sengaja datang jauh-jauh ingin mendapatkan isi gunungan, meski hanya dapat cabai dan kacang panjang untuk ngalap berkah,” kata Slamet, warga Kalasan.
Sebelum diarak ke tiga tempat sesuai tradisi, gunungan diserahkan oleh Sri Sultan HB X sebagai Raja Ngayogyakarta Hadiningrat kepada pimpinan pemerintah daerah. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Ir. Gatot Saptadi yang menerima gunungan dari Sri Sultan. Saat menerima gunungan, Gatot mengucapkan terimakasih kepada Sri Sultan dan mendoakan atas kesejahteraan Sri Sultan beserta keluarga kraton.
Menurut Abdi Dalem, Raden Rio Haji Rijokargo, tradisi grebeg tersebut merupakan bentuk sedekah Sri Sultan kepada rakyatnya, dengan membagikan gunungan yang terbuat dari hasil bumi. Tradisi tersebut, kata dia, merupakan tradisi yang diajarkan Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa.
“Jogja merupakan daerah pelestari kebudayaan yang ada di Jawa, termasuk budaya atau tradisi peninggalan para Wali Songo, sehingga di dalam moment yang penting ini dilaksanakanlah ajaran-ajaran yang merupakan peninggalan para Wali Songo itu,” katanya. (kt1)
Redaktur: Rudi F