JAKARTA – Salah satu kapal perang TNI AL dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), KRI Teluk Bintuni 520 melaksanakan debarkasi pasukan Batalyon Infanteri 310 Kidang Kencana Sukabumi usai melaksanakan operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI – Malaysia.
KRI yang berada di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya tersebut mengangkut lebih dari 450 prajurit pasukan Batalyon Infanteri 310 Kidang Kencana Sukabumi.
Kasubdispenum Kominlamil, Mayor Laut (KH)Pitoyo Leres, S.Sos dalam keterangan resminya mengatakan, penerimaan pasukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Nugini ini, dilaksanakan di Dermaga Kolinlamil, Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (02/01/2018).
Upacara penerimaan dipimpin Kepala Staf Kodam III Siliwangi Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring yang dihadiri Inspektur Kolinlamil Kolonel Laut (S) Arief Muchtarom, S.E., M.Si (Han).
“Kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST) dengan komandan Letkol Laut (P) Yusuf yanto, M.Tr (Hanla), saat ini tengah sandar di Dermaga Kolinlamil setelah Senin (01/01/2018) tiba di Dermaga Kolinlamil.
Pergeseran pasukan ke seluruh wilayah nusantara merupakan salah satu tugas pokok Kolinlamil sebagai pembina tunggal sistem angkutan laut militer,” katanya dalam keterangan pers yang diterima redaksi.
Dia menjelaskan, selain mendukung pergeseran pasukan TNI ke daerah perbatasan dengan negara tetangga, Kolinlamil juga aktif dalam mendukung pergeseran pasukan, material dan logistik ke daerah-daerah rawan dan pulau-pulau terluar RI.
KRI Teluk Bintuni 520 yang sehari-hari dibawah pembinaan Satuan Lintas laut Militer (Satlinlamil) Surabaya terbuat dari baja khusus pada bagian hulu. Spesifikasi KRI Teluk Bintuni memiliki panjang 120 meter dengan lebar 18 meter, dan tinggi 7,8 meter. Kapal dengan draft 3 meter tersebut memiliki ketahanan di laut selama 20 hari dan mampu mendarat di pantai.
KRI Teluk Bintuni memiliki bobot 2.300 gross tonnage dan menjadi kapal jenis LST terbesar yang dimiliki TNI AL. Sebagai perbandingan kapal jenis LST yang telah dimiliki TNI AL adalah produksi galangan Tacoma, Amerika Serikat dengan bobot mati 1.800 gross tonnage, sementara yang lebih kecil produksi Jerman Timur jenis LST Frosch Class berbobot matinya hanya 1.530 gross tonnage.
Bobot yang besar pada KRI Teluk Bintuni-520 ternyata berkorelasi dengan tugas yang diemban TNI, di mana kapal perang ini dirancang untuk mampu membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard milik TNI AD.
KRI Teluk Bintuni-52 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya sekitar belasan ton.
“Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa dua unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi dua helipad dengan fasilitas hangar. KRI ini juga mampu menampung sekitar 400 prajurit. Dan kapal ini selalu dalam keadaan siap setiap saat mengawal NKRI,” tutup Pitoyo Leres dalam keterangan persnya. (kt3)
Redaktur: Faisal