Lawatan ke Inggris, Pemda DIY Matangkan Rencana Museum Yogyakarta

LONDON – Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda-DIY) mematangkan rencana pembangunan Museum Yogyakarta. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mengumpulkan semua sejarah peradaban Yogyakarta hingga ke manca negara.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bahkan sudah melakukan lawatan ke Inggris, Selasa (20/03/2018) yang lalu. Lawatan tersebut sekaligus memenuhi undangan Peluncuran Digitalisasi 75 Manuskrip Jawa Kuno di British Library, London yang merupakan perpustakaan terbesar di dunia dalam hal jumlah item.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan menuturkan, digitalisasi manuskrip Jawa yang dilakukan British Library  memberikan manfaat lebih bagi DIY, terutama untuk melengkapi data sejarah.

“Sejarah DIY yang perlu saya sambung kembali setiap peristiwanya dari generasi lalu hingga saat ini. Ini sekaligus juga untuk memastikan sejarah kami tidak dilupakan,” tutur Sri Sultan.

Dikatakan Sri Sultan naskah-naskah dari Yogyakarta yang ada di British Library, yang kemudian melahirkan digitalisasi 75 manuskrip Jawa Kuno menjadi salah satu kekayaan peradaban dari Kraton Ngayogyakarta. Dari karya tersebut,  diharapkan bisa menyambungkan kembali sejarah Yogyakarta di tanah Jawa.

“Harapan saya, Museum Yogyakarta nanti bisa memberi jawaban tentang sejarah-sejarah, di mana peradaban di tanah Jawa saat itu sudah tinggi,” ungkap Sri Sultan.

Sri Sultan mengaku memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang sejarah lengkap peradaban Jawa. Apalagi, kata dia,  sepanjang sejarah Indonesia juga telah banyak terjadi pergantian generasi-generasi pemerintahan.  Menurutnya British Library yang memiliki koleksi substansial naskah dan barang-barang sejarah yang berasal dari tahun 2000 SM, cukup banyak menginformasikan tentang sejarah Yogyakarta.

Sebagai Raja Kraton Ngayogyakarta, Sri Sultan  mengetahui sejarah yang lengkap, termasukseperti apa posisi Yogyakarta dalam percaturan internasional dan pemerintahan, baik dari era awal Mataram Kuno hingga Mataram terakhir.

“Melalui proses digitalisasi 75 naskah di British Library diharapkan nantinya bisa memberi ruang untuk belajar dan menambah khasanah pengetahuan terkait peradaban Yogyakarta bagi masyarakat luas,” harapnya.

Sementara, Duta Besar Indonesia untuk Inggris HE Dr. Rizal Sukma mengatakan budaya memiliki arti penting dalam kehidupan manusia karena mampu menjadi penghubung terbaik untuk banyak orang dengan perbedaan latar belakang.

Rizal berharap hasil digitalisasi oleh British Library bisa segera dipublikasikan dan bisa semakin mempererat hubungan Indonesia dan Inggris.

“Upaya digitalisasi ini dipastikan bisa mendorong usaha kedua negara ini untuk semakin saling mengerti satu sama lain,” kara Rizal Sukma. 

Sekadar informasi, peluncuran digitalisasi manuskrip jawa kuni merupakan agenda Kunjungan Kerja Pemda DIY ke London dan Edinburgh, Inggris yang dilaksanakan dari 17 hingga 22 Maret 2018. Dalam kunjungan tersebut turut serta Kepala Bappeda DIY Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si., Kepala BPAD DIY Dra. Monika Nur Lastiyani, MM., Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Drs. Krido Suprayitno, SE., MSi., Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, dan beberapa anggota DPRD DIY. (kt1)

Redaktur: Faisal

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com