Yogyakarta Diusulkan Punya Predikat Baru Sebagai Kota Budaya ASEAN

YOGYAKARTA – Yogyakarta akan diusulkan sebagai City of Culture ASEAN (Kota Budaya ASEAN) dalam pertemuan tingkat Menteri Pendidikan se-ASEAN pada Oktober 2018 mendatang. Usulan tersebut akan disampaikan delegasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengungkapkan, setiap dua tahun sekali ASEAN menetapkan satu kota menjadi city of culture. Penetapan itu, kata dia, dilakukan bergantian dan biasanya memang negara yang ditempati untuk pertemuan tingkat menteri itulah yang menjadi city of culture.

“Kemendikbud melihat Yogyakarta layak menjadi kota budaya ASEAN, sehingga ditetapkan sebagai tempat dilaksanakannya pertemuan se-ASEAn sekaligus melakukan penetapan Yogyakarta sebagai City of Culture ASEAN. Yogyakarta adalah pilihan yang sangat logis dan layak menjadi ibukota budaya di ASEAN,” imbuhnya, usai bertemu Gubernur DIY di Gedhong Wilis, Kepatihan Yogyakarta pada Senin (28/05/2018).

Hilmar menandaskan, pengusulan Yogyakarta sudah bulat. Pertimbangannya, kata Hilmar, karena Yogyakarta memiliki sejarah untuk waktu yang sangat lama dan menjadi kota dengan tingkat kepadatan kebudayaan yang tertinggi di Indonesia,

“Dari segi kegiatan kebudayaan seperti festival pun Yogyakarta juga sangat banyak dalam setahun. Pada kunjungan kami kali ini, kami juga menyampaikan rangkaian cara terkait pertemuan Menteri Pendidikan tingkat ASEAN. Dan Gubernur DY siap mendukung terlaksananya kegiatan ini,” katanya.

Pembahasan lain yang dilakukan dalam pertemuan tersebut ialah gagasan terkait dukungan bagi dunia literasi. Menurut Hilman, ada gagasan membentuk sekolah untuk para penulis, baik penulis fiksi, kreatif, maupun sejarah. Dalam hal ini, Gubernur DIY mengusulkan rencana itu diwujudkan dalam bentuk akademi komunitas,

“Jadi ke depan mungkin akan ada akademi penulisan di Yogyakarta, hasil kerja sama antara Pemda DIY dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. Untuk rencana ini baru pembicaraan awal. Kesimpulannya, kalau kerangka akademi komunitas ini bisa dipakai, akademi ini akan menjadi rumah bagi mereka yang ingin belajar menulis. Kalau semua lancar, tahun depan sudah bisa beroperasi,” paparnya.

Sementara itu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan mendukung rencana ini.

Hal itu sebagaimana disampaikan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Budi Wibowo, SH., MM yang turut mendampingi Sri Sultan HB X dalam pertemuan. Budi mengatakan,

Pemda DIY sebenarnya sedang berupaya mengusulkan Yogyakarta sebagai kota warisan budaya dunia, sehingga setara dengan Edinburg dan Praha,

“Karena Yogyakarta sebenarnya juga tidak kalah bagus. Keuntungannya jadi kota warisan dunia, maka dunia nantinya akan turut serta mengamankan warisan budaya yang ada di Yogyakarta,” kata Budi Wibowo. (kt1)

Redaktur: Faisal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com