YOGYAKARTA– Koalisi Masyarakat untuk Udin (KAMU), meminta Calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) agar tidak mengulangi kegagalan para Kapolri sebelumnya yang gagal menuntaskan kasus pembunuhan wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafruddin (Udin).
Koordinator KAMU, Tri Wahyu KH, mengungkapkan, sebanyak 14 kapolri yang pernah menjabat, mulai dari Letnan Jendral Polisi Dibyo Widodo hingga Idham Aziz gagal menuntaskan kasus Udin. KAMU berharap kapolri baru kelak tidak menunda keadilan bagi keluarga Udin,
“Sejarah akan mencatat rekam jejak kapolri baru terkait Kasus Udin ke depan. Pendobrak kebekuan kasus Udin ataukah pelanggeng impunitas dalam kasus Udin,” katanya, belum lama ini.
Tti Wahyu menjelaskan, KAMU yang terdiri dari Gabungan masyarakat sipil yang rutin menggelar demonstrasi damai di depan Gedung Agung Yogyakarta setiap tanggal 16 setiap bulan menuntut penuntasan Kasus pembunuhan wartawan Udin.
Menurutnya, Udin dibunuh pada 16 Agustus 1996 saat institusi kepolisian masih menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Institusi kepolisian berada dalam rezim represif, korup dan otoriter pada rezim Orde Baru acap melakukan penyimpangan mandat seperti pelanggaran hak asasi manusia, penggunaan kekerasan secara berlebihan, penyalahgunaan kekuasaan, dan praktek korupsi,
“Waktu itu, kepolisian dalam menangani kasus Udin, dianggap publik tidak bekerja maksimal. Pelaku yang tertangkap pun akhirnya dibebaskan Pengadilan Negeri Bantul karena tidak ada bukti kuat telah menghabisi nyawa Udin. Sidang di pengadilan Bantul juga menampilkan ke publik tentang sisi gelap penyidikan sesat oleh anggota Polres Bantul Edy Wuryanto,” ungkap Tri Wahyu.
Tri Wahyu mengatakan, saat itu sejawat Udin sesama jurnalis tidak puas atas kinerja kepolisian dan menginvestigasi sendiri kasus itu melalui tim Kijang Putih. Hasilnya? Udin diduga dibunuh karena menulis berita-berita tentang korupsi. Sri Roso Sudarmo, Bupati Bantul waktu itu menolak hasil investigasi sejawat Udin yang mengarah kepadanya. Tidak lama berselang, Kapolres Bantul saat itu menabalkan pernyataan Sri Roso,
“Itu hanyalah sejumlah kejanggalan dalam rentetan kasus Udin yang hingga kini tidak pernah ketemu siapa pelaku dan aktor intelektual sebenarnya,” tandasnya. (kt1)
Redaktur: Faisal