UP 45 Mantapkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

YOGYAKARTA–  Program Kampus Merdeka Merdeka Belajar memberikan kesempatan bagi mahasiswa mahasiswi untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. Sebagai Perguruan Tinggi yang mengemban misi mencetak lulusan yang berdaya saing, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (UP 45) terus melakukan upaya menyelaraskan dengan program yang merupakan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tersebut. 

Sekretaris Universitas UP 45 Rr.Putri Ana Nurani,SS,MM mengatakan, UP 45 sudah melaksanakan berbagai upaya dan inovasi untuk mewujudkan program Kampus Merdeka Merdeka Belajar. Salah satunya dengan berpartisipasi dalam Kuliah Umum “Merdeka Belajar Kampus Merdeka”, yang diselenggarakan Akademi Hikmah, Senin, 14 Juni 2021 yang lalu,

“Kuliah umum Kampus Merdeka Merdeka Belajar, salah satunya bertujuan untuk  persiapan karier yang komprehensif guna mempersiapkan generasi terbaik Indonesia,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (03/07/2021).

Kuliah yang dimulai pukul 08.00-09.30 Wib tersebut dibuka oleh Syamsudin, M.A. dari Akademi Hikmah. Dalam kuliah umum yang diselenggarakan secara daring tersebut menghadirkan narasumber: Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) dan dua orang penanggap yaitu Prof. Saefur Rochmat, S.Pd., M.IR., Ph.D. (Universitas Negeri Yogyakarta) dan Ir. Bambang Irjanto, M.B.A. (Rektor Universitas Proklamasi 45), dengan moderator Dr. Majang Palupi, B.B.A., M.B.A (Universitas Islam Indonesia). Dalam acara tersebut, Putri sendiri selaku host.

Dalam kesempatan tersebut Putri mengajak seluruh peserta khususnya mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan,

“Ambil Kendali Masa Depanmu! Kampus Merdeka adalah cara terbaik berkuliah. Dapatkan kemerdekaan untuk membentuk masa depan yang sesuai dengan aspirasi kariermu,” ucap Putri memotivasi peserta.

Dalam pemaparannya, Prof Nizam menyampaikan, dampak revolusi industri 4.0 menjadi peluang penciptaan lapangan kerja baru di Indonesia. Menurutnya ada 9 kegiatan kampus merdeka diantaranya pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, proyek kemanusiaan, kewirausahaan mahasiswa, studi / proyek mandiri membangun desa dan bela negara/ komp cadangan,

“Jutaan pekerjaan lahir, begitu juga lahirnya kompetensi baru. Adanya multiple pathways diharapkan mahasiswa memperoleh kompetensi baik prescriptive maupun self directed, flexible. Prescriptive adalah setiap mahasiswa memiliki passion, cita-cita dan tujuan hidup yang berbeda, merdeka memilih dan mengembangkan kompetensinya melalui fleksibilitas peta jalan pencapaian kompetensi (self directed guided / informed). Sedangkan Self directed, flexible sendiri meliputi critical thinking, complex problem solving , creativity, communication, dan multidisciplinary,” terangnya. 

Prof Nizam menjelaskan dalam program ini, mahasiswa dapat mengambil 1 semester (20 sks) prodi lain 2 semester (40 sks) di luar kampus. Kampus merdeka memberikan output berupa hardskill, soft skill, lifeskills, network, experience, portofolio serta dengan outcome profesional, entrepreneur, sociopreneur, saintist, birokrat, dan politisi.

“Harapannya semua berdampak pada SDM Unggul Indonesia Maju yaitu tercipta ekosistem kampus sehat, kampus aman, kampus nyaman,” harapnya.

Menurutnya, ada 8 indikator kinerja utama (IKU) akan menjadi landasan transformasi sektor pendidikan tinggi meliputi lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus dosen berkegiatan di luar kampus kualifikasi dan kompetensi dosen, praktisi mengajar di dalam kampus, hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi internasional, program studi berstandar internasional, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia,

“Terlebih saat ini tercatat 5 dari 1 unicorn di Asean berasal dari Indonesia, ratusan start up bermunculan, artinya perlu ada penguatan ekosistem tumbuh kembangnya start up di Indonesia, begitu juga peran keuangan islam/ syariah sebagai salah satu kekuatan pendukung. Dalam kesempatan tersebut,” imbuh Prof  Nizam. (rd2)

Redaktur: Fefin Dwi Setyawati 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com