SLEMAN – Kasus penyakit Gagal Ginjal Akut tengah merebak di Indonesia, termasuk di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, terdapat 13 kasus gagal ginjal akut di wilayah DIY, diantaranya dari Kabupaten Sleman. Kendati relatif angkanya tidak tinggi, namun penyakit yang menyerang anak-anak ini mendapatkan perhatian Komisi D DPRD Kabupaten Sleman.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sleman, dr. Raudi Akmal mengatakan, sejauh ini upaya pencegahan terhadap penyakit gagal ginjal akut terus diupayakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Menurutnya sudah ada Surat Edaran (SE) Kepala Dinkes Sleman. SE tersebut pada intinya jika ditemukan adanya indikasi adanya penyakit gagal ginjal akut segera ditangani, bahkan sudah dibuat standar operasional prosedur (SOP) tersendiri.
“Kami memantau Pemkab Sleman membuat alur pelaporan kasus-kasus tersebut . Kita juga punya rumah sakit type A, yaitu Rumah Sakit Sardjito yang menjadi rujukan akhir apabila ada kasus gagal ginjal akut pada anak,” kata Raudi yang ditemui saat menghadiri acara peringatan 2 Dasawarsa Perjalanan PAUD di Sleman yang diselenggarakan Forum PAUD Kabupaten Sleman di Rumah Makan Kopi Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Rabu (02/11/2022).
Kendati menilai langkah pencegahan yang dilakukan Pemkab Sleman sudah baik, namun agar lebih optimal pihaknya selaku legislatif tetap melakukan pengawasan.
“Kita melakukan pengecekan terhadap distribusi obat yang merupakan sirup atau obat-obat yang dinilai tercemar di wilayah Kabupaten Sleman,” ungkapnya
Menurut laporan yang ia terima, di Kabupaten Sleman terdapat 3 orang yang menderita Gagal Ginjal Akut, satu orang meninggal dan dua orang dinyatakan sembuh.
“Tapi kita memantau apakah ada penambahan kasus lagi atau tidak. Kita terus update,” imbuhnya.
Raudi juga menghimbau kepada masyarakat Sleman agar tetap tenang dalam menyikapi merebaknya kasus penyakit gagal ginjal yang menyerang anak-anak. Apabila ada anak yang sakit, masyarakat diminta segera memeriksakan di fasilitas layanan kesehatan terdekat agar segera mendapat penanganan dokter.
“Kepada orang tua, kita tidak usah panik, tetapi kita melangkah bagaimana mencegah terjadi gagal ginjal akut pada anak. Ketika anak sakit kita kontrol ke dokter,” imbau Raudi. (rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati