Ibu Anak dan Pasutri Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Tinggal 4 Korban Belum Teridentifikasi

Mbah Slamet Dukun Pengganda uang Banjarnegara. Foto: Adam
Mbah Slamet Dukun Pengganda uang Banjarnegara. Foto: Adam

BANJARNEGARA – Delapan korban pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara, Jawa tengah, Slamet Tohari (45) sudah berhasil teridentifikasi. Dari total 12 korban Mbah Slamet tinggal 4 korban belum teridentifikasi.

Berdasarkan data Tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah delapan jenazah berhasil diidentifikasi, adalah:

  1. Theresia Dewi (47) warga Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jateng
  2. Okta Ali (31) warga Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jateng
  3. Suheri asal Kalirejo Negeri Katon, Pesawaran, Lampung
  4. Riani asal Kalirejo Negeri Katon, Pesawaran, Lampung
  5. Paryanto (53), laki-laki warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat,
  6. Irsad (43) laki-laki warga Desa Tanjung Rejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung,
  7. Wahyu Triningsih (40), perempuan, warga Desa Tanjung Rejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
  8. Mulyadi Pratama (46) warga Desa Siring Agung Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Korban Ibu Anak dan 2 Pasangan Suami Istri

Korban Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto, warga Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang ternyata adalah ibu dan anak.

Kakak kandung korban Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan mengatakan, pihak keluarga sudah diperbolehkan membawa pulang jenazah adik dan keponakannya tersebut setelah hasil tes DNA keluar. Berdasarkan informasi tim DVI hasil pencocokan DNA paling lama akan keluar setelah 10 hari. Namun ternyata sudah berhasil dicocokkan lebih cepat

“Alhamdulillah rencananya besok akan dibawa ke sini untuk dimakamkan,” ujarnya saat ditemui awak media di kediamannya, Senin (10/04/2023).

Ia menambahkan, direncanakan kedua kerabatnya itu akan dimakamkan di TPU Giriloyo, Magelang, yang tak jauh dari kediamannya pada Selasa (11/04/2023) besok.

Selain pasangan suami istri Irsad dan Wahyu Triningsih yang sudah teridentifikasi sebelumnya, dua korban Suheri dan Riani yang juga asal Pesawaran, Lampung juga adalah pasangan suami istri.

Menurut Rani, putri kandung pasangan Suheri dan Riani, kedua orang tuanya meninggalkan rumah sudah sejak 2021. Saat berpamitan hanya mengatakan akan pergi kerja ke jawa.

Berbekal informasi yang keluarga terima, didampingi pamannya Panut, Rani kemudian mendatangi posko pengaduan orang hilang di Polres Banjarnegara saat mendengar kabar tentang Mbah Slamet. Hasilnya, pakaian yang dikenakan korban Suheri-Riani masih dikenali keluarganya.

“Bersyukur sudah ketemu. Harapannya karena ini sudah teridentifikasi bisa langsung dibawa pulang,” kata Rani di posko pengaduan orang hilang di Mapolres Banjarnegara, Senin (10/4/2023).

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Iqbal Al Qudusy  tim dvi di posko pengaduan orang hilang mencatat sudah ada 18 pelapor yang melaporkan keluarganya yang hilang

“Yang belum teridentifikasi ada empat jenazah,” ungkapnya.

Hingga saat ini timnya masih mengidentifikasi 4 korban dengan mencocokkan DNA dengan keluarga yang telah melapor.

Untuk diketahui, Slamet Tohari yang merupakan warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara sudah beraksi sejak 2020. Dalam aksinya ia dibantu tetangganya Budi Santoso (46) yang juga ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Banjarnegara. Budi Santoso berperan mempromosikan mbah slamet di Sosial Media Facebook dan Telegram.

Mbah Slamet mengaku bisa menggandakan uang dengan cara menyedot uang korupsi pejabat. Ia menjanjikan bisa menggandakan uang secara fantastis. Uang Rp 70 juta bisa digandakan hingga Rp 5 miliar

Terbongkarnya kasus ini bermula ketika Polres Banjarnegara menerima laporan orang hilang atas nama Paryanto (53), laki-laki warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat  pada Senin (27/03/2023) yang lalu.  Paryanto, dilaporkan hilang setelah menemui Mbah Slamet di Banjarnegara pada (23/03/2023).

Paryanto sempat mengirim chat WhatsApp pada anaknya sebelum dinyatakan hilang. Hal itu untuk mengabarkan posisi dan langkah antisipasi.

“Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat,” ungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.

Ponsel Paryanto sudah tidak bisa dihubungi pada Jumat (24/03/2023), Kemudian pihak keluarga pun melaporkan hilangnya Paryanto ke Polres Banjarnegara.  Dari hasil penyelidikan polisi di TKP, diketahui bahwa Mbah Slamet ini telah mengubur jasad Paryanto di sebuah lahan perkebunan milik Mbah Slamet.

“Korban (Paryanto) telah dikubur di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa,” katanya.  Setelah polisi melalukukan pendalaman lebih lanjut, ternyata ditemukan total 12 jasad lain di lokasi yang tak jauh dari tempat Paryanto dikuburkan.

Mbah Slamet membunuh para korbannya dengan cara memberikan minuman yang dicampur potas atau racun ikan. (kt3)

Redaktur: Faisal

 

63 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com