Anas Urbaningrum Bebas, Sampaikan Pidato Sarat Sindiran untuk Siapakah?

anas urbaningrum bebas
Anas Urbaningrum saat menyampaikan pidato di depan ratusan pendukungnya seusai resmi bebas dari lapas Sukamiskin, Selasa (11/04/2023). Foto: Aziz

BANDUNG – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum bebas dari Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung pada Selasa, 11 April 2023. Anas keluar dari lapas sekitar pukul 13.35 WIB dengan diantar langsung Kepala Lapas (Kalapas) Sukamiskin, Kunrat Kasmiri.

Begitu keluar dari gerbang Lapas, Anas yang mengenakan kopiah dan baju berkelir putih langsung disambut ratusan simpatisannya dengan Selawat badar. Para simpatisan yang sudah berkumpul di halaman depan Lapas sejak pagi, nampak antusias menyambutnya. Sebagian besar massa yang menjemput Anas adalah anak-anak muda aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Itu nampak dari banyaknya bendera HMI yang berkibar diantara kerumunan massa simpatisan yang menjemput Anas.

Setelah menyapa dan menyalami sebagian simpatisannya di barisan depan, anas menyampaikan pidato. Banyak kalangan menilai Pidato Anas bernuansa politis dan dengan pilihan diksi sarat sindiran. Namun kepada siapa ucapan pedas mantan Ketua Umum Pengurus Besar HMI ini ditujukan?

Berikut kutipan Pidato Anas Urbaningrum sesaat setelah keluar dari Lapas Sukamiskin:

Assalamu’alaikum Warah Matullahi wabarakatuh

Bismillahi tawakaltu alallah La haula wala quwwata illa Billah. Allahuma sholli wasallim ala sayyidina wa Maulana Muhammad wa ala ali Muhammad.

Selamat siang salam sejahtera untuk kita sekalian. Shalom, om swastiastu, Salam salam kebajikan, salam keadilan, salam pergerakan, salam Indonesia.

Alhamdulillah hari ini 11 April 2023 dengan diantar oleh Kepala Sekolah saya ini, Pak Kalapas pak Kunrat Kasmiri, Pak Kadivpas, ini Beliau juga pernah jadi kepala sekolah sebentar di sini dan kita semua, saya dapat berdiri di tempat ini untuk mengikuti program yang tadi sudah disampaikan oleh pak Kalapas, yakni cuti menjelang bebas. Untuk 3 bulan kedepan.

Yang pertama saya ingin menyampaikan Terima kasih tak terhingga kepada pak kalapas kepala sekolah dan seluruh jajaran yang selama ini sudah istilahnya membina saya dan kami semua yang ada di dalam sampai pada masing-masing pada titik bebas atau merdeka. Itu satu hal yang tidak mungkin saya lupakan. Yang kedua terima kasih pada teman-teman sahabat-sahabat yang hadir, saya harus menyebut beberapa diantaranya sahabat lama saya, saan  mustofa tambah glowing hari ini

Kemudian sahabat Saya dan adik saya ini Rifqi Karsayuda, ada adik-adik PB HMI ada adik-adik Cipayung dan tentu saja di belakang saya pasti wajahnya sangat dikenal ini sahabat saya gede Pasek Suwardika dan banyak yang lain. Ada pokoknya banyak lah Dari mana saja saya tunggu.

Terima kasih karena kehadiran saudara-saudara sekalian di halaman Lapas Suka Miskin ini buat saya bukan memposisikan saudara-saudara saya ini pada tempat di halaman hati saya, tapi semuanya yang hadir di sini maupun yang tidak hadir dengan mengirimkan doa, mengirimkan permohonan kepada Tuhan, mengirimkan harapan, semuanya Saya yakin ada di dalam relung-relung hati saya yang terdalam. Karena di dalam relung hati yang terdalam itulah kita punya ikatan hati, ikatan batin ikatan rasa, ikatan komitmen dan merasa bahwa kita ini bukan individu-individu yang bisa berjalan bergerak sendiri-sendiri, tetapi sebagai sebuah jalinan komunitas perjuangan.

Yang ketiga, saya terima kasih kepada  teman-teman wartawan yang dengan sabar dan agak susah payah berada di tempat ini karena tempat ini pasti bukan favorit buat para wartawan, tetapi Alhamdulillah bisa berkumpul di tempat ini.

Yang kedua selain terima kasih maka Saya ingin menyampaikan permohonan maaf  pertama mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa saya di tempat ini mati membusuk. Kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial, minta maaf bahwa itu Alhamdulillah tidak terjadi.

Alhamdulillah dengan dukungan keluarga dukungan teman-teman dukungan para sahabat saya tetap bisa hadir hidup tegak berdiri bukan hanya hidup menurut saya. Saya hadir di sini dengan sadar dengan sehat dan waras.

Yang kedua saya juga mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa dengan waktu saya agak lama di sini, terhitung hari ini berarti 9 tahun 3 bulan, waktu yang cukup lama itu hampir dua periode pasangan di DPR itu, mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan waktu yang lama itu kemudian bisa memisahkan saya dengan sahabat-sahabat saya seperjuangan.

Mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa bisa memisahkan Saya dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai, karena ikatan batin ikatan rasa, ikatan nilai, ikatan spirit semangat, ikatan komitmen dan ikatan keberanian untuk terus melangkah maju. Itu akan membuat yang berpikir seperti itu mohon maaf seperti tidurnya di siang hari, tidur di siang bolong.

Jadi Sungguh saya mohon maaf saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan saya dimasukkan dalam waktu yang lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas sudah selesai. Skenario boleh besar boleh kuat, boleh hebat tetapi sehebat apapun Sekuat apapun serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan.

Begini saya ingin mengatakan pada kita semua bahwa saya ingin berpikir ke depan. Ke depan itu juga sekaligus dengan permohonan maaf mohon maaf, kalau ada yang berpikir Saya keluar Merdeka bebas ini kemudian mendatangkan atau melahirkan permusuhan atau pertentangan. Saya katakan mohon maaf.

Tidak, Saya tidak ada kamus pertentangan permusuhan tetapi kamu saya adalah perjuangan keadilan. Dalam perjuangan keadilan itu ada. Yang merasa termusuhi mohon maaf, bukan karena saya hobi permusuhan, tetapi karena itu konsekuensi perjuangan keadilan. Jadi hati saya, sikap saya adalah sikap persaudaraan, sikap persahabatan, itu ingin saya garis bawahi dan mohon maaf.

Sesungguhnya saya ingin menyampaikan hal-hal lain tetapi saya menduga Pak Kalapas dan Pak kadipas itu sudah capek mendengarkan. Jadi kita lanjutkan nanti di tempat berikutnya, karena tentu beliau ini tugasnya sampai di sini.

Dan berikutnya, Nah karena itu saudara-saudara sekalian dalam tradisi para aktivis Saya ingin sampaikan yang terakhir. Dalam tradisi para aktivis pertandingan kompetisi itu hal yang biasa kami para aktivis diajarkan itu sejak kecil, sejak bayi, bayi sebagai aktivis. Tetapi buat saya pertandingan itu dalam konteks Demokrasi adalah pertandingan yang jujur, fair, terbuka dan objektif.

Pertandingan yang terbuka jujur dan objektif tidak boleh menggunakan pihak lain. Tidak boleh pertandingan pakai teknik lama, nabok nyilih tangan. Kalau tidak ada pertandingan yang jujur sesungguhnya buat para aktivis tidak tertarik untuk ikut pertandingan. Itulah yang ingin saya sampaikan.

Sekali lagi terima kasih Pak Kalapas Pak Kadivpas dan kita semua yang hadir di tempat ini, mudah-mudahan hari ini menjadi titik Langkah saya dan kita semua untuk tetap mencintai negeri ini kita semua para aktivis tidak mungkin dipisahkan kecintaan kita kepada negeri ini, kepada Indonesia.

Tidak mungkin kita diceraikan dengan komitmen kita untuk Indonesia kedepan yang lebih baik. Tidak mungkin kita semua bisa dipisahkan dengan semangat untuk memberikan kontribusi dan Bakti untuk negeri yang kita cintai ini.

Mudah-mudahan negeri kita ini makin maju, makin berkembang menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, NKRI yang Maju Makmur bersatu dan rakyatnya sebanyak mungkin menikmati janji-janji kemerdekaan.

Inilah sekali lagi terima kasih mohon maaf jika ada yang kurang berkenan Sekali lagi saya ingin terakhir memekikkan ini 45, Merdeka! Merdeka! Merdeka! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Hidup Kalapas!

Seusai berpidato Anas diiringi para pendukungnya meninggalkan Lapas Sukamiskin. (kt3)

Redaktur: Hamzah

59 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com