Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semakin dekat, tepatnya pada tanggal 14 Februari nanti Indonesia akan menggelar pesta demokrasi untuk memilih Presiden dan wakil Presiden, DPR/D, dan DPD. Dalam kontestasi Pemilu kali ini, Gen Z dan milenial disebut sebagai salah satu faktor penentu pemilu 2024. Hal ini didasari oleh pemilih terbanyak dalam pemilu 2024 ini berasal dari kalangan Gen Z dan milenial. Berdasarkan daftar DPT yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebanyak 66,8 juta pemilih berasal dari milenial dan 46,8 juta berasal dari Gen Z dari jumlah total 204.807.222 pemilih. Artinya, pada pemilu nanti akan didominasi oleh kaum Gen Z dan milenial dengan rentang usia antara 17-39 tahun sebanyak mendekati 60 persen.
Generasi Z dan milenial dinilai mempunyai peran penting dalam pelaksaan pemilu mendatang. Hal ini dikarenakan kedua generasi ini, selain dikenal lebih melek teknologi informasi, juga memiliki inovatif terkait berbagai isu, seperti terkait lingkungan, mental health, dan isu-isu kebijakan yang selama ini luput seperti tentang disabilitas, bahkan isu sepak bola. Tentunya, bagi generasi muda sosok pemimpin yang diharapkan adalah pemimpin ideal yang mampu mengambil arah kebijakan yang efektif, efisien dan tidak membawa kesengsaraan bagi rakyat serta mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Bukan pemimpin yang hanya menebar janji-janji manis di awal kampanye, namun tidak mampu merealisasikan visi misi.
Partai politik seringkali hanya menawarkan isu-isu dibidang ekonomi dan sosial, dan mengesampingkan sisi lingkungan dan perubahan iklim yang tidak kalah pentingnya bagi masa depan bangsa. Karenanya, bagi generasi muda penting untuk melek terhadap politik dan tidak secara teoritis saja. Sebagai kelompok yang mendominasi jumlah pemilih dalam pemilu 2024, justru merekalah yang akan menentukan arah bangsa ke depan dengan segala dinamikanya.
Generasi muda harus bisa menetukan pilihan untuk pemimpin masa depan, tidak bersikap acuh apalagi golput yang sama sekali tidak mencerminkan generasi masa depan bangsa. Momentum pemilu ini, seyogyanya mendorong anak muda untuk berkiprah melalui peran aktif demi suksesnya pemilu 2024 mendatang. Baik sebagai pemilih, penyelenggara, bahkan menjadi peserta pemilu. Apalagi Gen Z yang dikenal kritis dan mempunyai gagasan baru, sehingga harapannya mampu menghidupkan pemilu dalam pesta demokrasi untuk memilih dengan pilihannya sendiri sebagai hak pilihnya.
Sikap kritis yang dimiliki Gen Z juga dapat memberikan kritik objektif terhadap isu yang diusung parpol maupun kader-kadernya. Sebab generasi muda akan menjadi generasi yang mengisi satu abad kemerdekaan Indonesia yang diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi negara maju dan sejahtara. Karena itu, sebagai harapan bangsa kita harus lebih proaktif dan selektif dalam memilih pemimpin. Jangan sekedar pilih, namun harus melihat background checking dari masing-masing pasangan calon (paslon), hindari golput karena itu justru akan merugikan diri sendiri.
(*)
*Irfa Khunainah adalah Mahasisa Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal