Lahan Pertanian Kritis, Penemu Padi MSP Dukung Petani Gunakan PORIN

DEMAK –  Pemulia padi lokal varietas unggul,  Mari Sejahterakan Petani (MSP),  Ir Surono Danu mengatakan sawah lahan penanaman padi di Indonesia saat ini telah habis unsur haranya, tinggal dibawah ambang 1 persen. Dengan keadaan tanah demikian, menurutnya tidak mungkin bisa menghasilkan padi secara maksimal.

“Marilah kita menyelamatkan ibu pertiwi yang telah tidak berdaya kondisinya. Dengan nyaris habisnya unsur hara, artinya lahan pertanian kita sudah sangat parah dan yang pasti hasilnya semakin turun dari musim ke musim. Jadi jangan mimpi petani sejahtera jika keadaan seperti ini dibiarkan,” ujarnya saat dialog bersama petani komunitas MSP di di Desa Jungpasir, Wedung, Demak, Jawa Tengah, Sabtu (10/03/2018) siang.

Surono menjelaskan, lahan sawah menjadi kehabisan unsur hara, akibat kebijakan yang keliru dari  otoritas pertanian tentang pemakaian pupuk maupun perlakuan teknis pertanian yang tidak memperhitungkan daya dukung tanah lahan sawah.

“Dalam keadaan semacam itu justru digenjot degan teknologi yang tidak mendasarkan pada kelestarian unsur hara,” tandasnya.

Dalam dialog bersama petani bertemakan “MSP Mari Mensejahterakan Petani Melalui Berbagai Perlakuan Organik” tersebut, juga dihadiri Teguh Prihmono dan Rudi Handoyo dari manajemen PT, Porin Makmur Sejahtera serta Agus Subagyo dari DPP MSP.

Teguh Prihmono mengatakan bahwa produknya yang organik ini akan menyelesaikan persoalan menipisnya unsur hara di lahan sawah pertanian. Pihaknya telah menggandeng petani di berbagai daerah di Indoneseia dengan mencoba menanam padi MSP ini degan perlakuan organik yang praktis dan mudah dan cenderung murah guna menghasilkan padi berkualitas,

“PORIN ini akan menyelamatkan lahan yang sudah semakin kritis. Kami memilih Desa Wedung ini sebagai salah satu upaya contoh pada kondisi tanah kritis. Terbukti bahwa  tanaman padi MSP berkembang bagus di lahan ini. Kami optimistis ke depan akan menghasilkan kenaikan panen dari hasil kemarin yaitu 5  hingga 6 ton per hektar,” ucapnya.

Dijelaskan Teguh, beberapa keuntungan bagi petani dengan menanam padi MSP menggunakan pupuk PORIN adalah disamping meningkatnya produk juga kualitas padi, yaitu menjadi padi organik sehat. Teguh berharap agar petani terus menjaga lahan sawah dengan tetap menggunakan PORIN yang telah memberikan bukti semakin baik dari tinjauan PH, tekstur tanah maupun kondisi nyata tanah.

Sementara Rudi Handoyo menambahkan, pihaknya juga akan membantu petani memasarkan hasil panen dengan harga yang layak dan menguntungkan petani,

“Dari hasil padi organik sehat ini kita akan mencarikan konsumen atau pasarnya agar petani tidak terjerat dalam sistem ijon,” ujarnya

Di sisi lain,  Agus Subagyo menandaskan bahwa kebahagian petani akan muncul manakala hasilnya meningkat dan dihargai sesuai dengan pengorbanannya di sawah. Selain itu, menurut Agus, petani akan semakin sejahtera jika keberlanjutan bertaninya tidak terganggu karena alat produksi pertanian dikuasai pihak-pihak yang hanya berorientasi untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya semata.

“Untuk itu paling tidak benih dan pupuk haruslah dikuasai oleh petani. Kita bangga sudah punya MSP ini dan oleh penemunya diberikan kepada peatani Indonesia dengan tidak disertifikasi ke khasanah pasar. Dan semoga PORIN juga berpihak kepada PETANI Indonesia dengan semboyan bersama berkembang secara sinergis,” harap Agus.

Agus juga berharap pemerintah, dalam hal ini kementrian yang memiliki otoritas dibidang pertanian tidak lagi mengeluarkan kebijakan yang menekan petani Indonesia.

“Maka harus dihentikan penghisapan dan penindasan kepada petani. Sebelum petani mengatakan tidak butuh pemerintah,” tegasnya.

Sementara Ketua Komunitas Petani MSP di Demak, Lukman Santiko mengatakan, komunitasnya telah mencoba menanam padi MSP 13 dengan pupuk organik cair PORIN. Hasil panen pertama, kata dia, cukup memuaskan, bahkan mampu menambah penghasilan petani,

“Dengan bibit MSP dan Pupuk porin, hasil panen kami kemarin meningkat, karena benih dan pupuknya murah bahkan bisa bayar setelah panen. Mudah-mudahan pada panen nanti hasil akan lebih melimpah,” harapnya. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com