Suara Guguran Semakin Jelas, Aktivitas Merapi Terus Dipantau

SLEMAN –  Aktivitas Gunung Merapi terus dipantau secara intensif Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, setelah memasuki level siaga III Sejak 5 November 2020.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengungkapkan, Kamis (12/11/2020) BPPTKG Yogyakarta melaporkan aktivitas Gunung Merapi yang terjadi pada Pada Rabu (11/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB. Aktivitas gunung  Merapi terdengar suara guguran sebanyak 9 kali dengan kekuatan suara lemah hingga sedang. Selain itu, teramati guguran sebanyak 1 kali dari Babadan dengan jarak luncur kurang lebih 700 meter ke arah Kali Senowo.

Menurutnya, Guguran yang dimaksud merupakan guguran material lama dari sisa-sisa kubah lava yang terbentuk di puncak Gunung Merapi akibat erupsi berpuluh tahun silam. 

“Laju rata-rata deformasi Gunung Merapi dalam periode tersebut melalui pantauan menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan adalah sebesar 12 cm/hari,” ungkapnya.

Adapun kegempaan yang terjadi di antaranya 60 gempa guguran, 305 gempa hybrid/fase banyak, 27 gempa vulkanik dangkal, 1 gempa tektonik, dan 35 gempa hembusan. Secara visual, asap berwarna putih, intensitas tebal dengan ketinggian 50 m di atas puncak. 

Untuk potensi bahaya, kata dia, saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi

Sejak menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III) BPPTKG Yogyakarta telah memprakiraan daerah bahaya, diantaranya di Kabupaten Sleman, khususnya wilayah Kecamatan Cangkringan yang meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

Hanik menambahkan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Pelaku wisata pun juga direkomendasikan agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Di samping itu, pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan mengatakan, 185 orang telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman sementara.

“Mereka terdiri dari kelompok rentan, seperti warga lanjut usia (lansia), ibu mengandung dan menyusui, serta anak-anak yang tinggal pada radius lima kilometer dari puncak gunung,” ungkapnya. (kt1)

Redaktur: Faisal

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com