YOGYAKARTA – Seni keprajuritan rakyat Bregada Panji Parentah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal memeriahkan gelar budaya Upacara Kebo Ketan di Sekaralas Kabupaten Ngawi Jawa Timur yang akan berlangsung pada 23 – 25 November 2018 mendatang.
Pembina Bregada Rakyat DIY, Widihasto Wasana Putra mengatakan, keikutsertaan Bregada Panji Parentah DIY dalam Upacara Kebo Ketan adalah sebagai bentuk partisipasi untuk memperkuat kebudayaan Indonesia,
“Upacara Kebo Ketan menjadi salah satu simpul lokal penting yang merepresentasi pentingnya sinergi kebudayaan untuk memperkokoh kebangsaan kita. Marilah Kita Mendo’akan agar Indonesia Bahagia,” ujarnya dalam keteragan pers yang diterima redaksi, Senin (17/09/2018).
Dikatakan Hasto, dalam event tahunan yang digagas penggiat budaya Bramantyo Prijosusilo ini, Bregada Panji Parentah akan menghadirkan formasi gabungan berbagai manggalayuda bregada rakyat se DIY. Menurutnya ada 20 Bregada dalam formasi tersebut,
“Untuk korps musik atau biasa disebut ungel-ungelan terdiri dari 12 personil Bregada Nitimanggala. Sedangkan formasi prajurit dari masing-masing bregada dua orang terdiri atas manggalayuda dan pembawa bendera. Jadi total melibatkan 52 orang belum termasuk crew pendukung,” ujarnya.
Dikatakan Hasto, Keikutsertaan seni keprajuritan rakyat DIY dalam event budaya Upacara Kebo Ketan selalu menarik perhatian penonton. Perpaduan antara busana, cara berjalan dan komposisi musik khas ala prajurit kraton,kata dia, menjadi magnet tersendiri yang memperkuat sakralisasi acara.
Hasto menjelaskan, seni keprajuritan rakyat DIY sendiri diyakini mulai ada sejak tahun 1970-an seiring upacara adat di pedesaan,
“Eksistensinya semakin populer tatkala mereka dilibatkan dalam gerakan memperjuangkan keistimewaan DIY, termasuk ikut dalam sejumlah demonstrasi besar baik di Yogyakarta maupun ke Istana Jakarta. Paska penetapan UU Keistimewaan DIY diinisiasi Festival Bregada Rakyat DIY yang diadakan bergiliran di Kabupaten Kota se DIY,” ungkapnya.
“Kini keberadaan seni keprajuritan rakyat DIY semakin banyak. Kemunculannya memiliki dampak positif multidimensional. Mulai dari memperkuat kohesi sosial, menumbuhkan industri lokal busana adat berikut asesoris hingga promosi pariwisata daerah,” pungkas Widihasto Wasana Putra. (kt1)
Redaktur: Fefin Dwi S