GUNUNGKIDUL – Inspeksi mendadak (sidak) Anggota DPRD Gunungkidul di tempat pemungutan retribusi (TPR) Pantai Baron terkait adanya kebocoran retribusi tidak dihiraukan oleh oknum TPR, Kamis (26/12/2013).
Pantauan Jogjakartanews.com anggota Komisi B, Suhardono melakukan pemantauan di TPR Pantai Baron kurang lebih selama satu jam. Selama melakukan pantauan kurang lebih satu jam Suhardono tidak menemukan adanya kejanggalan.
“Wajar-wajar saja tidak nampak adanya indikasi kebocoran retribusi,” katanya ketika dihubungi wartawan.
Setelah melakuakn pantauan tidak ditemukan kejanggalan Suhardono kemudian meninggalkan TPR Pantai Baron.
Akan tetapi, Ketua Komisi B DPRD Gunungkidul Suhardono, sebelum meninggalkan TPR berjanji akan memanggil kalangan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar)
Gunungkidul. Pemanggilan itu terkait adanya dugaan kebocoran retribusi
Pantai Baron.
“Dalam waktu dekat ini kami (Dewan) akan memanggil
Disbudpar,” kata Suhardono ketika dihubungi Jogjakartanews.com, Kamis
(26/12/2013).
Suhardono mengatakan, meski dalam pantauan di TPR tidak
menemukan kejanggalan. Tetapi pihaknya mendapatkan informasi adanya
penyelewengan di TPR Pantai Baron.
“Informasi ini akan kami dalami, supaya ke depan tidak ada
penyelewengan lagi dan yang jelas menyelamatkan pendapatan asli daerah
(PAD),” tegasnya.
Pemanggilan itu, kata Suhardono, untuk melakukan klarifikasi terkait dugaan kebocoran retribusi Pantai Baron.
“Jika ini benar terbukti, untuk memberi efek jera bisa diselsaikan di ranah hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Hj Muhamad Suip wisatawan asal Jakarta mengaku kecewa
dengan petugas TPR Pantai Baron. Sebab, ia bersama sembilan orang
lainnya ditarik Rp 50 ribu tetapi oknum TPR tidak memberi karcis sesuai
jumlah pembayaran retribusi.
“Per orang ditarik Rp 5 ribu, sudah
dibayar semua sepuluh orang Rp 50 ribu tapi karcis yang diberikan cuma
5,” katanya ketika ditemui wartawan di Mushola Pantai Baron.
Suip mengatakan, padahal di karcis retribusi itu ada asuransi yang diberikan kepada wisatawan yang mendapatkan karcis retribusi.
“Kalau
hanya diberi lima karcis saja berati kan lima orang rombongan saya
tidak mendapatkan asuransi. Ini kami merasa dirugikan,” sesalnya. (dit)
Redaktur: Azwar Anas