Oleh: M. Hamzah Amir*
Suatu sore, jelang berbuka puasa Dul Menyut bersungut-sungut. Ia nampak dongkol. Itu setelah ia membaca sebuah judul berita di sebuah koran yang lagi viral; “Dilarang Mudik, Warga Disarankan Piknik”. Akibat membaca informasi yang di share di Group WhatsApp RT itu, Dul mendadak lemas dan batalkan ngabuburit dengan istri. Rencananya mau jalan-jalan mencari kolak untuk takjil berbuka puasa.
“Pak, jadi ndak beli takjil?” tanya sang istri Wakinah yang sudah berganti kostum dari daster menjadi gamis.
Sambil melirik istrinya yang terlihat ‘ngejreng’, Dul lantas menggeleng sembari menunjukkan gambar koran yang membuatnya semakin lemes jelang buka puasa,
“Lho kok ndak jadi, malah nunjukin apa ini?” Tanya sang istri terheran.
Dengan mata menyipit, Wakinah melihat apa yang ditunjukan suaminya yang masih mengenakan sarung dan kaos oblong. Reaksi Wakinah tak jauh beda dengan Dul. Ia pun menunjukkan kelazimannya sebagai emak-emak. Ngomel!
“Ini gimana to? Mudik dilarang malah disuruh piknik? Iki berita bener apa hoax, pak?” tanya Wakinah.
Namun, Dul cuma menjawab dengan memencengkan mulut sambil menjingkatkan bahu.
“Terus rencana mudik kita gimana? Apa diganti piknik?” sambung Wakinah.
“Mau gimana lagi, karena mudik dilarang ya kita piknik aja ke rumah Bapak dan Ibu di kampung,” jawab Dul enteng.
Wakingahpun berubah sumringah.
“Bener, Pak. Setuju. Yuk, jalan-jalan beli takjil,” ajak Wakingah.
Tiba-tiba terdengar suara adzan berkumandang. Kali ini, Dul dibuat tambah lemas melihat Wakingah garuk-garuk kepala dan berucap tergagap,
“Waduh, kadung ndak masak, tak kira tadi beli takjil sekalian beli lauk. Jadi kita buka pakai nasi aja dulu ya pak…” (*)
*Penulis adalah penggiat Forum Muda Lintas Iman Yogyakarta (Formuliyo).