Kisah Dilema Cinta Sang Pahlawan

FILM ke 2 dari franchise populer Marvel Comic : Thor sang Dewa Petir Bangsa Nordic ini menyuguhkan aksi yang lebih menantang dibandingkan film prekuelnya. Hantaman palu “Mljonir” Thor (Chris Hemsworth) lebih banyak berseting di luar angkasa yang menjadi alternative universe Marvel. Sayangnya tidak ada special efek yang mengejutkan dibandingkan dengan film-film bertema sejenis, yang hadir musim panas ini.
Masih dengan racikan yang sama dongeng superhero hollywood, Pahlawan gagah (lagi-lagi berasal dari Australia) berkekuatan super harus menyelamatkan dunia dari ancaman kehancuran karena serbuan Aliens. Sementara, sang pahlawan harus menghadapi dilema atas kisah cinta dan konflik keluarga. Thor : The Dark World menyuguhkan aksi futuristik pertarungan Dewa-dewa Asgardians versus Aliens Dark Elf pimpinan Malekith (Christopher Eccleston)
Berseting 1 tahun paska “The Avengers”, Thor yang pada awalnya menderita ke”galau”an karena tak bisa bertemu kekasihnya Jane Foster (Natalie Portman) kemudian harus menghadapi kenyataan, bahwa sang kekasih menjadi inang dari senjata pemusnah dimensi milik Malekith musuh lama bangsa Asgard. Penyerbuan Dark Elf yang bermaksud mengambil kembali senjata mereka, menghancurkan singasana Odin bahkan menghabisi nyawa Ibu Thor, Ratu Frigga (Rene Russo).
Dibakar amarah atas kematian sang Ibu serta upayanya untuk menyelamatkan nyawa sang kekasih, Thor mau tidak mau harus bekerjasama dengan adiknya Loki (Tom Hiddleston) si biang kerok kekacauan di film sebelumnya dan “The Avengers”.
Pertarungan antara kakak beradik dewa-dewa berambut indah lawan pasukan aliens elf “kuping panjang” hitam ini ternyata mempengaruhi keseimbangan 9 semesta. Pada akhirnya Thor harus berjuang sendiri sebagai single hero (dengan hanya dibantu manusia-manusia “geek” tanpa kekuatan super).
Thor : The Dark tak hanya menjadi sekuel dari film sebelumnya namun juga merupakan penghubung untuk film The Anvenger 2 yang mungkin akan rilis tidak lama lagi. Humor-humor satir ala marvel universe dan lagi-lagi kemunculan sang pengarang “Stan Lee” bisa menjadi selingan dari scene-scene pertarungan monoton Hero versus Villain ini. (lia)

Redaktur: Azwar Anas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com