YOGYAKARTA – Sejumlah penumpang taxi di Yogyakarta baru-baru ini sering mengeluhkan dengan ulah oknum sopir taxi. Penumpang merasa ‘dicekik’ dengan harga tarif taxi yang enggan menggunakan argo yang standar.
Hal itu diungapkan salah seorang penumpang taxi, Ipung Dewandaru (23) warga Babarsari, Yogyakarta. Ia mengaku menyesalkan ulah oknum sopir taxi di Yogyakarta yang memasang tariff terlalu tinggi di atas sewajarnya.
“Maunya langsung dibayar, tidak mau dengan argo. Kalau seperti itu kami sebagai penumpang merasa ‘dicekik’ dengan harga tarif yang diminta sopir taxi,” kata Ipung kepada Jogjakartanews.com, Jum’at (3/1/2014) .
Ipung mengisahkan, ketika ke stasiun tugu menuju stasiun lempuyangan dengan jarak tempuh kurang lebih 3 kilo meter sopir taxi mematok tarif Rp 50 ribu. Menurut pengalamannya selama ini, jika tarif itu menggunakan argo tidak akan sampai Rp 50 ribu.
“Saat tanya kok tidak pakai argo, sopir taxi menjawab argonya rusak. Ya mau tidak mau harus membayar,” katanya.
Hal yang sama juga dialami Cristina (20) warga Yogyakarta. Tina sapaan akrab Cristina mengatakan, beberapa waktu lalu saat menggunakan jasa taxi, sopir taxi juga enggan menggunkan argo sebagai patokan tarif.
“Kalau dari perusahaan taxi tidak menertibkan sopir-sopirnya bisa jadi pengguna jasa taxi akan beralih,” tambahnya.
Mereka berharap, Dishub segera melakukan penertiban dan pengecekan argo taxi. Karena disinyalir, banyak juga okmun sopir taxi yang memanipulasi angka dalam argometer.
(dit).
Redaktur: Azwar Anas