YOGYAKARTA – Para Pedagang yang menempati lapak Pasar Telo, Karangkajen, Kota Yogyakarta berharap pihak Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta benar-benar merealisasikan rencana revitalisasi pasar tersebut pada Mei 2014 mendatang. Pasalnya sejak diusulkan sejak beberapa tahun silam, revitalisasi urung juga dilakukan pemerintah setempat hingga saat ini.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Telo, Siti Fatimah menjelaskan, pihaknya telah mengajukan usulan dan menyampaikan keluhan para pedagang sejak beberapa tahun lalu, nyatanya hingga saat ini pemerintah belum mau menyentuhnya.
“Dulu pernah katanya akan dibangun pada 2006, tapi tidak jadi. Lalu sempat muncul rencana pada tahun 2012 yang kemudian diundur tahun 2013, tapi tidak jadi juga,” ujarnya Jum’at (17/1/2014).
Fatimah juga mengakui sempat diajak rapat bersama Dinas Pengelolaan Pasar pemkot Yogya dan pihak pengembang terkait revitalisasi Pasar Telo. Dari hasil pertemuannya itu dikatakan bahwa Pasar Telo nantinya akan dibangun dengan menempati lapak yang ada dengan membentuk huruf ‘U’ dan akan dibangun pada Mei 2014.
“Selain itu rencananya pasar juga akan dilengkapi dengan gedung pertemuan, kantor serta musholla. Sementara Jumlah lapak Pasar Telo sendiri saat ini ada sebanyak 37 lapak 8 di antaranya merupakan pedagang khusus ketela,” tambahnya.
Para pedagang sendiri berharap dengan dilakukannya revitalisasi tersebut masyarakat dapat mendapatkan sarana dan prasarana Pasar Telo yang lebih bersih dan lebih bagus dari sebelumnya. Selain itu bongkar muat ketela juga dapat dilakukan di sisi dalam pasar sehingga tidak lagi menggunakan bahu jalan.
Seperti diketahui, bongkar muat yang dilakukan di Pasar Telo memang hingga saat ini masih dilakukan dibahu jalan dan akibatnya kondisi lalu lintas tersendat karena jalan yang sempit.
Para pedagang berharap proses pembangunan pasar telo 2014 benar-benar dilakukan pemerintah, seperti pasar tradisional lainnya yang ada di kota Yogya, Pasar Telo yang terlihat kumuh dan tak terawat Mei 2014 disulap menjadi Pasar Telo semi modern.
Bahkan dalam sejarahnya Pasar Telo disebut-sebut merupakan satu-satunya pasar ketela yang ada di Indonesia. Setiap hari kurang lebih 8 truk dengan muatan 3 hingga 4 ton ketela melakukan bongkar muatan di pasar ini. Keberadaan pasar ini sudah menjadi bagian hidup bagi masyarakat Karangkajen maupun warga DIY. (war)
Redaktur: Azwar Anas