GUNUNGKIDUL – Sebagian masyarakat Gunungkidul mulai resah dengan lunturnya budaya asli di Gunungkidul. Masyarakat berharap Dana Keistimewaan (Danais) dapat mengembalikan budaya asli yang telah luntur.
Salah seorang warga asal Kecamatan Rongkop, Bowo mengaku dengan majunya zaman, masyarakat di Gunungkidul mulai meninggalkan budaya asli. Ia mencontohkan, dahulu hajatan identik dengan gotong royong antar warga, tetapi saat iini lebih ke individual.
“Jadi saat ini masyarakat lebih memilih instant dan meninggalkan budayanya,” kata Bowo usai mengikuti disukusi angkringan yang dihadiri KPH Wironegoro, Senin (27/1/2014) tengah malam.
Dengan adanya danais, Bowo berharap danais yang dikucurkan kepada masyarakat tepat pada sasaran. Sehingga ke depannya danais mampu mengembalikan budaya asli Gunungkidul yang telah luntur.
“Harapan awal kan danais untuk nguri-nguri kabudayan. Nah kalau tepat sasaran semoga apa yang diharapkan itu bisa tercapai,” ungkapnya.
Sementara itu, KPH Wironegoro juga merasa prihatin dengan lunturnya kebudayaan ini. Dengan itu pihaknya berharap danais yang dikucurkan dapat mengembalikan kebudayaan asli.
“Karena melalui kebudayaan bisa mendorong kemajuan suatu daerah. Maka kita harus menjaga dan melestarikan keutuhan suatu budaya,” tambahnya. (dit)
Redaktur: Azwar Anas