GKR Hemas dan Titiek Soeharto Kompak Tolak Stigma ‘Konco Wingking’

????????????????????????????????????

YOGYAKARTA – Kekompakan wakil ketua DPD RI, GKR Hemas dengan Politisi Golkar, Siti Hediati Soeharto, atau yang akrab disapa Titik Soeharto semakin terlihat. Kedua tokoh perempuan itu sama-sama menunjukkan komitmennya dalam mengangkat derajat kaum hawa dan menyatakan menolak stigma (anggapan, red) jika perempuan tidak layak menjadi pemimpin dan hanya jadi ‘konco wingking’ (teman untuk urusan belakang, red).

“Sejak dari dulu perempuan sudah menjadi pemimpin, zaman majapahit siapa yang tidak mengakui kepekersaan Tribuana Tungga Dewi? Bahkan Patih Gajahmada dibuatnya terpesona,” Tutur GKR Hemas saat bersama Titiek Soeharto diundang dalam acara sarasehan Angkringan, sebuah program yang mengusung tinggi nilai kerakyatan di stasiun TVRI Yogyakarta, Minggu (9/3/2014).

Dalam sarasehan yang dihadiri ratusan kaum perempuan yang sebagian besar buruh gendong tersebut GKR Hemas memberikan pandangan bahwa kaum perempuan adalah kaum yang istimewa. Sehingga tidak ada alasan untuk menjadikan perempuan sebagai konco wingking saja.

Baik Hemas maupun Titik secara aktif menjawab satu persatu permasalahan yang dihadapi perempuan di era sekarang ini. Diselingi dengan humor sedap dari pelawak Angkringan, Hemas dan Titik tampak membaur kepada masyarakat. Bahkan tak jarang keduanya juga berimprovisasi dengan pelawak.

Tidak hanya itu, Ratu  Kraton Ngayugyokarto Hadiningrat tersebut juga mencontohkan dalam kehidupan keluarga, betapa peran perempuan sebenarnya lebih banyak daripada laki-laki.

“Yang menentukan mau masak apa hari ini, siapa kalau bukan perempuan? Termasuk yang membukakan pintu saat suami pulang malam . Makanya jangan ragu memilih pemimpin perempuan,” tukasnya disambut tawa peserta sarasehan.

Sementara Titiek Soeharto yang tidak kalah aktifnya dalam dialog, juga menularkan semangat kepemimpanan terhadap kaum perempan yang hadir. Menurut putri Presiden RI ke 2, HM Soeharto ini, tidak ada salahnya perempuan bekerja di luar rumah untuk membantu perekonomian keluarga. Bahkan hal itu adalah mulia.

‘’Seperti teman-teman dari buruh gendong ini, mereka adalah pahlawan. Mereka membantu meringankan orang-orang mengangkut barang bawaan. Saya salut terhadap buruh gendong,” ungkapnya.

Titiek juga meminta kepada kaum laki-laki untuk mendukung kaum perempuan yang akan bekerja di luar rumah.

“Asal saling mempercayai maka kita bisa maju bersama,” pungkasnya. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com