BANTUL – Hutan bukit yang asri di dusun Gowa, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul ternyata memiliki pesona alam dan budaya yang menawan. Letak dusun yang jauh dari perkotaan, tepatnya disebelah barat kota Bantul itu, membuat keasriannya terjaga.
Menurut Kepala dukuh Gowa, Mukiyo (45) di wilayah dusun Gowa terdapat banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan.
“Ada goa buatan yang sudah ada dari dulu dan sampai sekarang belum diketahui pembuatnya, juga ada sendang ‘keramat’ yang masyarakat sini menyebutnya sendang angin-angin,” terang Mukiyo, Sabtu (15/03/2014) siang.
Guna memperkenalkan potensi wisata di dusunnya, kata Mukiyo, warga dusunnya telah membentuk kelompok sadar wisata yang didalamnya juga memberdayakan kembali seniman-seniman tradisional seperti seniman jathilan yang merupakan warisan budaya leluhur.
Sukardi (44), Rushadi (43) adalah dua seniman tradisional asal dusun Gowa yang menginisiasi warga untuk membuat suatu wadah untuk menampung kesenian-kesenian di daerah Bantul dan sekitarnya, untuk ditampilkan di dusunnya. Itu Dimulai tahun 2011 silam dengan menggelar festival jathilan.
“Kami berharap potensi wisata yang ada di dukuh kami dapat memberikan peningkatan pendapatan masyarakat, ini membutuhkan dukungan semua pihak, terutama Pemkab Bantul,” jelas Sukardi.
Sukardi menambahkan, saat ini didesanya terdapat suatu kesenian daerah yang hampir punah yaitu kesenian Oglek Punokawan.
“Kesenian itu sejenis jathilan dengan menggunakan kostum khas Punokawan (dalam wayang; Gareng, Petruk, Bagong, Semar, dan teman-temannya),” tambah Sukardi.
Seniman tradisional lainnya yang berasal dari luar Dukuh, Sukirno mengaku salut dengan potensi alam dan budaya di Gowa,
“Selain sebagai objek wisata, di sini juga terdapat wadah yang menampung krestifitas para seniman untuk menunjukkan bahwa budaya yang hampir punah bisa terselamatkan, seperti tari khas daerah, kethoprak, dan sejenisnya,” ungkap Sukirno. (rud)
Redaktur: Azwar Anas