Anies Tegaskan Bakal Tinggalkan Cara Kekerasan Mengatur Jakarta

YOGYAKARTA –  Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta terpilih, Anies Baswedan berjanji tidak akan meneruskan tradisi masa lalu yang memunculkan citra Jakarta adalah kota yang keras. Ia akan lebih melakukan pendekatan yang berbeda dengan memperbanyak kerja bersama yang melibatkan semuanya. Ia optimistis bisa merangkul semuanya, termasuk yang semasa Pilkada kontra atau bukan pendukungnya.

Problem Jakarta, menurut Anies, adalah kemiskinan yang extreem, bukan karena banyaknya preman. Jadi, kata dia, yang dihadapi pemimpin bukan preman, melainkan masyarakat miskin di kampung-kampung kumuh.

“Kan ada katanya pemimpin Jakarta yang berhadapan dengan preman. Tidak. Justru yang dihadapi itu masyarakat miskin. Itu tidak perlu bentak-bentak. Yang diperlukan adalah mengatur anggaran dan menyisihkan sebagian besarnya untuk mereka,” tutur Anies, saat mengisi kuliah kebangsaan dalam acara Silaturahmi dan halal bihalal Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Wilayah DIY, Rabu (19/07/2017) siang di Pendopo Balai Kota Yogyakarta.

Menurut Anies,  terkait anggaran DKI, ada 30% sisa anggaran dari total anggaran 70 Tiliun. Sisa anggaran itu sesungguhnya cukup banyak dan bisa digunakan untuk mengatasi Pekerjaan Rumah (PR) jakarta yaitu kemiskinan.

“Anggaran harus dinikmati masyarakat kecil. Ada ketimpangan yang dahsyat. Kampung-kampung kumuh tidak dapat perhatian. Termasuk dalam pendidikan. Di Jakarta Utara, misalnya warga yang lulus SMA 52%, sisanya  48 % tidak lulus. Masa di ibu kota separo tidak lulus SMA, jadi Office Boy  saja tidak bisa, kalah dengan tingkat kelulusan SMA di Papua,” ucapnya.

Dikatakan Anies, masyarakat Jakarta uangnya habis untuk transportasi. Namun menurutnya dengan menyediakan transportasi massal seperti bus way dan MRT, tidak cukup.

“Warga Jakarta uangnya habis untuk transportasi. Zaman dulu, tahun 90 an, cost (biaya, red) transportasi sama persis dengan sekarang. Fasilitas MRT dan bus way untuk ngantor. Pertanyaannya, Ibu-ibu di kampung (yang tidak ngantor dan kerja di luar kampung, red) dapat apa? Masyarakat bawah dapat apa?” ujarnya.

Oleh karenanya, Kata Anies, program Oke Oce yang digulirkan semasa kampanye bertujuan membela masyarakat yang dibawah.

“Jadi nanti misalnya KAHMI bikin kaos tidak perlu pesan ke konveksi, (tapi, red) pesan ke masyarakat. Sambungkan (usaha masyarakat kecil, red) dengan perekonomian modern dengan oce oke,” tukasnya.

Anies juga membantah kalau pasca Pilkada masyarakat Jakarta terbelah dan terus terjadi ketegangan.

“Memang ada berita pasca Pilkada masyarakat terbelah. Tapi ketika saya tanya tunjukkan RW mana yang terbelah? Tidak ada. Ada yang satu RW 50% memilih saya, 50% memilih pak Ahok. Tapi damai-damai saja. Orang tenang semua pak. Yang kalah ya sudah menerima kalah, yang menang ya sudah selesai. Kalau ada yang kelahi ya ada, tapi itu masih wajar. Jadi terbelah, tegang, itu hanya ada di dunia digital virtual saja, di dunia nyata tidak,” imbuhnya.

Menurutnya, Media Sosial (Medsos) efeknya luar biasa. Bahkan, kata dia, di beberapa negara, Medsos telah berhasil menjadi alat untuk menghantam rezim otoriter. Karena rezim ditopang dengan rasa takut. Sosmed menghilangkan rasa takut, sehingga semua berani melawan. Namun, kata Anies, dalam masyarakat madani  yang dibangun adalah trust (kepercayaan).

“Nah PR kita, bisakah Sosmed  bisa membangun trust?” katanya.

Anies juga mengaku konsep untuk membangun Jakarta yang akan diterapkannya banyak terinspirasi dari Yogyakarta. Oleh karenanya dalam kunjungan ke Yogyakarta ia menyempatkan berkunjung dan berdialog dengan warga  bantaran Kali (Sungai) Winongo, kampung Jagalan, Ngampilan, Yogyakarta.

“Disana menarik, bagaimana warga munggah madep kali. Menata tanpa menggusur,” imbuhnya.

Sementara ketua Presidium KAHMI DIY, Dr, Khamim Zarkasih Putro mengatakan, halal bi halal KAHMI DIY dengan mengundang Anies Baswedan, karena yang bersangkutan Alumni HMI dari Yogyakarta. Selain itu, Anies merupakan Sosok yang harus didukung untuk memimpin Jakarta.

“Jakarta itu kan barometer nasional. Jadi jika program-program mas Anies itu bisa diterapkan dengan baik, mudah-mudahan akan berpengaruh positif ke semua daerah di Indonesia,” pungkasnya.

Sekadar informasi, Acara halal Bihalal KAHMI bertemakan Halal Bi Halal Untuk Perubahan Karakter dihadiri Tokoh-Tokoh DIY, ratusan anggota KAHMI DIY, Perwakilan HMI Cabang Yogyakarta, Cabang Bulaksumur, dan Cabang Sleman. Sebelumnya dalam acara diisi Kultum oleh  Drs. KH. Sunardi Sahuri, sambutan oleh Ketua Presidium KAHMI DIY, Dr. Khamim Zarkasih Putro. Kemudian sambutan dari Mantan Presidium KAHMI DIY Dr. Zoelkifli Halim, dan Prof. Dr. Mashuri. Acara diakhiri dengan salam-salaman diiringi shalawat Nabi dan ditutup doa oleh Prof. Dr. Rakhmat Wahab, mantan rektor Universitas Negeri Yogyakarta . (jn)

Redaktur: Masroer

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com