YOGYAKARTA – Wajah kemiskinan masih terpampang di tengah Kota Yogyakarta, diantara perkampungan kumuh bantaran Kali (Sungai) Gajah Wong, di wilayah Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo. Tak sedikit mereka yang bergulat dengan masa depan yang tiada lagi cerah diusia senjanya, tinggal di rumah tak layak huni. Salah satunya, Kasidjan Kasmodiarjo.
Duda berusia 70 tahun, warga Rt.37 Rw.10 Kelurahan Pandean ini saban harinya tinggal di rumah yang sudah lapuk dan hanya berdindingkan anyaman bambu. Tak hanya itu, atap dari genteng tanah kualitas rendah yang bocor juga memperparah kondisi rumah. Takayal, ketika hujan mengguyur, Kasidjan harus selalu merasakan pori-porinya diterpa tempias air dari langit-langit rumahnya yang tak lebih luas dari 5 kali 5 meter. Hawa dingin yang menusuk kulitnya yang keriput menjadi hal yang lumrah baginya,
“Ya beginilah kondisi saya dan gubug saya mas. Saya terpaksa bertahan, karena cuma ini yang saya punya. Apa boleh buat, selama ini saya tak mampu merehab, bisa makan setiap hari saja sudah syukur,” ungkapnya ketika menyambut Babinsa Pandeyan, Sertu Ari Fitrianto yang salah satu Anggota Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke 101 Tahun 2018, Rabu (21/03/2018).
Kasidjan berkisah, ia mencoba selalu membiasakan hidup dengan kondisi yang serba memperihatinkan itu. Bahkan, ia terpaksa harus akrab dengan ancaman longsor yang sewaktu-waktu bisa merenggut jiwa sekaligus rumahnya. Bagian dapur yang berhimpitan dengan tebing Kali Gajah Wong, sebelumnya sempat runtuh, ketika badai siklon Cempaka melanda sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beberapa bulan lalu.
“Dapurnya runtuh saat saya sedang istirahat. Untungnya saya tidak apa-apa. Saya pasrah dan hanya bisa berharap agar selalu diberi keselamatan,” kata Kasidjan yang kini tinggal seorang diri karena anak – anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing – masing.
Nampak raut muka Kasidjan bahagia bercampur haru, ketika sekarang rumah yang telah dihuninya selama puluhan tahun dan tak pernah tersentuh renovasi total, mulai dibongkar untuk dibangun kembali oleh Para Prajurit Kodim 0734/Yogyakarta yang melaksanakan Program TMMD. Kasidjan mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Kodim 0734/Yogyakarta yang seakan merajut kembali asa atau harapan diusia senjanya,
“Sungguh saya berterimakasih. Saya tidak menyangka jika diusia renta saya ini bisa melihat rumah bisa direhab. Saya sempat kehilangan harapan untuk bisa memperbaiki rumah ini. Semula berharap bantuan dari Pemerintah Kota dan sekarang terkabul dengan adanya TMMD yang dilaksanakan oleh Kodim 0734/Yogyakarta,” ujarnya dengan nada penuh suka cita.
Dialah Sertu Ari Fitrianto, anggota Koramil 07/Umbulharjo, Kodim 0734/Yogyakarta yang merekomendasikan rumah Kasidjan untuk masuk dalam daftar TMMD Kodim 0734/Yogyakarta yang kebetulan difokuskan di wilayah Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.
Sertu Ari tergugah jiwa kemanusiaannya ketika menyaksikan betapa Kasidjan yang sudah memasuki masa lansia harus berjibaku dengan ancaman bencana dan segala resiko yang membahayakan jiwa dan tempat tinggalnya,
“Sungguh saya sebagai pribadi dan anggota TNI ingin sekali meringankan beban hidup Mbah Kasidjan ini, sehingga kepada Pimpinan saya melaporkan kondisi yang sebenar-benarnya agar dalam program TMMD regular ke 101 Tahun 2018 ini, rumah Mbah Kasidjan menjadi salah satu sasaran bedah rumah,” ungkap babinsa yang dikenal aktif dalam membantu kegiatan masyarakat Pandeyan ini.
Dengan direnovasinya rumah, Sertu Ari, berharap Kasidjan bisa menikmati hari tuanya dengan lebih baik. Bantuan bedah rumah dari program TMMD, kat dia, merupakan bentuk nyata pengabdian prajurit TNI untuk masyarakat. Bagi Sertu Ari, adalah sebuah kebanggan sekaligus kebahagiaan dirinya sebagai prajurit TNI bisa bermanfaat bagi masyarakat,
“Saya berharap setelah bantuan dari program TMMD ini, akan ada bantuan lagi dari Pemkot (pemerintah Kota) Yogyakarta untuk mbah Kasidjan dan untuk warga lain yang hidupnya masih memprihatinkan,” tutup Sertu Ari yang sejak pra TMMD dibuka dengan penuh semangat pengabdian turut membedah rumah Kasidjan, sembari menyeka peluh di pipinya. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS