Anjal dan Anak Putus Sekolah Jadi Sasaran Program Non Fisik TMMD

YOGYAKARTA – Anak putus sekolah di Kecamatan Umbulharjo pada tahun 2017, kurang lebih sebanyak 24 orang. Penyebab anak-anak putus sekolah secara umum  karena Faktor ekonomi.

Tergerak untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anak putus sekolah tersebut Satgas TMMD menggelar penyuluhan melibatkan anak-anak putus sekolah dan Anak Jalanan (Anjal) di Pendopo Taman Legawong, Kelurahan Pandeyan, Kamis (25/4/2018) malam. Kegiatan dilaksanakan bekerjasama dengan Ormas Anak Korps Baret Merah (AKBM), Mahasiswa Janabadra, Komunitas Gambiran Tim Work, dan warga  Gambiran.

Koordinator kegiatan Kapten Kav Purwanto mengatakan, kegiatan merupakan salah satu program non fisik TMMD Reguler ke-101 Kodim 0734/Yogyakarta, sebagai sarana sosialisasi untuk  meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kebudayaan di lingkungan masyarakat. Salah satu  kegiatannya, kata dia, adalah  sosialisasi tentang bahaya narkoba, dengan narasumber  Ibu Luk Luk Sihjati, S.ip dari BNN Kota Yogyakarta.

“Anak putus sekolah adalah anak yang berhak memperoleh pendidikan layak seperti anak-anak pada umumnya. Mereka juga punya bakat dan punya potensi,” ujarnya.

Ditambahkan Kapten Purwanto, Satgas TMMD Kodim 0734/Yogyakarta berapresiasi terhadap para remaja putus sekolah dalam upaya memberikan motivasi untuk mengajak kembali agar mereka dapat melanjutkan belajar melalui program informal seperti kejar paket A, B, dan C.

“Semua warga negara, termasuk mereka yang putus sekolah, berhak untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana yang sudah diatur dalam  UUD 1945,” tukas Kapten Purwanto.

Ali alias Komeng (22), salah seorang dari anak putus sekolah yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan, dia dan teman-temannya anak putus sekolah sesungguhnya memiliki keinginan untuk maju. Ia meyakini, dalam meraih masa depan, setiap orang harus mempunyai visi misi,

“Kami juga butuh dididik untuk memiliki ketrampilan sehingga nantinya bisa berguna bagi masyarakat,” ujarnya.

Meski anak putus sekolah,  Ali juga ingin berteman dengan siapa saja tak terkecuali dengan anggota TNI. Menurutnya, sosok tentara itu ternyata humanis, enak untuk diajak ngobrol, murah senyum,

“Jujur saja sebelum bertemu langsung dan ngobrol dengan pak tantara seperti dalam TMMD ini, saya dan teman-teman segan bahkan agak takut dengan tantara. Ternyata kenyataannya mereka tidak seperti yang saya bayangkan. Mereka sangat ramah dan bersahabat,” tutupnya. (kt1)

Redaktur: Faisal 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com