Oleh: Mustari*
Sudah 13 tahun, tepatnya sudah 13 Ramadhan pemirsa salah satu televisi swasta Indonesia dan di mana pun siarannya dapat ditangkap disuguhi sinetron berseri, Para Pencari Tuhan (PPT). Sinetron ini istimewa karena hanya muncul di bulan Ramadhan menemani makan sahur pemirsa. Jadi bisa diduga, pencinta PPT tidak akan pernah melewatkannya, kecuali terlambat bangun. Bermula dari PPT, kemudian berlanjut dengan PPT Jilid 2, PPT Jilid 3, PPT 4, PPT Jilid 5, PPT Jilid 6, PPT Jilid 7, PPT Jilid 8, PPT Jilid 9, PPT 10, PPT Jilid 11, PPT Jilid 12: “Ganti Nasib”, dan sekarang sedang berlangsung PPT Jilid 13: “Masjid Sengketa”.
Bicara PPT, tulisan Wahyu HS, maka sosok yang teringat adalah Deddy Mizwar sang tokoh utama dalam setiap jilid. Menyebut Deddy Mizwar, maka yang melekat diingatan adalah tokoh karikatural Naga Bonar Film Naga Bonar (1987), yang telah melambungkan namanya kemudian dilanjutkan Naga Bonar 2 (2007) yang bergenre komedi situasi. Tokoh Naga Bonar ini pernah dimunculkan di PPT Ramadhan tahun lalu. Sebelum PPT, sinetron bergenre komedi-dakwah yang dibintangi oleh Deddy Mizwar, ada Kiamat Sudah Dekat (KSD, 2005) yang juga tayang di bulan Ramadhan. Sinetron ini diadaptasi dari versi layar lebarnya dengan judul yang sama, Kiamat Sudah Dekat (KSD, 2003). Di KSD Deddy berperan sebagai H. Romli. Namun sinetron KSD tidak berlanjut sampai berjilid-jilid.
Kembali ke PPT. Sinetron ini bukan tontonan biasa. Dia dibuat dengan konsep matang yang meskipun berseri tetapi tidak kejar tayang semisal Cinta Fitri (2007-2011) yang mencapai 1.002 episode; atau Bajaj Bajuri (2002-2007) mencapai 1.291 episode; atau Jodoh Wasiat Bapak (2017-2019) mencapai 1.042 episode; atau Anak Langit lanjutan dari Anak Jalanan (2017-Sekarang) mencapai 1.476 episode; atau Dunia Terbalik (2017-sekarang) mencapai 1.898 episode; atau Tukang Bubur Naik Haji (2012-2017) mencapai 2.185 episode; atau Tukang Ojek Pengkolan (2015-sekarag), mencapai 2.211 episode.
PPT belum mencapai rekord tayang seperti sinetron-sinetron di atas. Meski sudah 13 Ramadhan, dan jika di rata-rata setiap tahun terdiri dari 30 episode, maka sinetron ini baru mencapai kurang lebih 390 episode (jumlah pastinya bisa dicek di kanal youtube). Namun soal kualitas tontonan, PPT tidak kalah dengan serial-serial yang lain.
Berdakwah dengan media film adalah pilihan. Gampang-gampang susah, memang, karena harus memadukan antara unsur seni peran yang berfungsi sebagai hiburan dan pesan-pesan keagamaan yang berfungsi sebagai tuntunan bagi masyarakat. Di dalam teori sastra, ada istilah dulce at utile yang bermakna indah, mempesona, dan bermanfaat. Kedua fungsi itu harus selaras. Jika tidak, tontonan akan berat ke salah satu unsur, sambil melepaskan unsur lainnya.
Menggarap film dakwah memang menarik dan menantang karena sekmen pasarnya jelas di negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. Dan itu sudah digarap oleh beberapa pesohor seni peran yang lain. Tanpa harus menyebutkan tokoh dan julul film/sinetronnya, terlihat mereka gagal dalam memenuhi fungsi dulce et utile-nya. Alih-alih berdakwah, tontonan tersebut malah banyak dihujat karena menggambarkan Islam sebagai agama mistis. Bahkan sering dijadikan bahan ledekan, terlalu hitam putih, semisal pembalasan dosa yang dilakukan tokoh antagonis, kontan diterima di dunia: mayat tidak diterima bumi, mayat dipatuk ular ketika akan dikubur, mayat dikerubuti belatung sebelum dikubur, dan lain sebagainya.
Hal-hal seram dan mistis di atas tidak ada di PPT. Sinetron ini menempuh jalan karikatural sehingga jauh dari kesan mengguri atau pemaksaan konsep. Jika karikatural (KBBI) bermakna “bersifat karikatur; bersifat lucu, tetapi ekspresif sebagai wadah sindiran (ejekan)”, maka cara ini sangat tepat dan berkesan di hati pemirsa.
Di dalam sebuah cerita, unsur ketegangan memagang peranan kunci dalam menyedot perhatian pemirsa/penikmat. Tanpa ketegangan, cerita akan hambar. Dan ketegangan itu bisa timbul antara lain karena adanya konflik. Di dalam PPT Jilid 13: Masjid Sengketa, paling tidak ditemukan 3 ketegangan yang disebabkan oleh: pertama, konflik antara dukun Bahruddin (aneh juga sorang musyrik menyandang nama Bahruddin) yang memiliki sebagian tanah masjid vs Bang Jack, merbot dan pejuang masjid; kedua, konflik antara Maing pemilik kafe yang dibelikan oleh Naga Bonar vs ibunya yang tidak diakui oleh Maing; ketiga, konflik antara masyarakat eks Kampung Kincir vs H. Ahmad Jalaluddin, orang terkaya di komunitas itu. Di ketiga konflik inilah cerita bergulir secara karikatural.
Persoalan tanah sengketa bisa menimpa siapa saja. Menjadi lebih rumit jika di atasnya telah berdiri masjid yang dianggap sakral oleh jamaahnya. Di PPT Jilid 13 kerumitan itu menjadi lebih parah karena para pihak yang bersengketa berhadap-hadapan secara diametral. Dukun Bahrudin pemilik sah sebagaian lahan (tepat di bagian mihrab masjid) dicitrakan sebagai tokoh musyrik vs Bang Jack (aktivis masjid, mantan jagal hewan yang tempramental) dicitrakan siap jihad demi mempertahankan masjidnya. Meski demikian, masing-masing pihak berusaha menghindari kekerasan fisik. Namun prinsip masing-masing tetap begeming: Dukun Bahruddin tetap menuntut tanahnya dan meminta agar masjid digeser alias dirobohkan, sementara Bang Jack ingin tukar guling agar masjid tidak dibongkar.
Pesan yang dapat ditangkap, sebenarnya sederhana: sebelum membangun rumah ibadah, bereskan semua persoalan yang berpontensi mendatangkan masalah di kemudian hari, khususnya status tanah. Namun bagaimana jika sudah terlanjur terjadi? Penyelesaian sengketa itulah yang ingin ditampilkan oleh PPT Jilid 13 secara karikatural dan memikat.
Dukun Bahruddin tidak sendiri. Ia punya tiga orang pasukan: Pak Bombi (tokoh masyarakat, mantan musyrik, pengangguran yang sangat takut kepada isterinya yang mantan TKW, tapi berkuasa penuh terhadap dan dua anak buahnya, Atep dan Acung yang planga-plongo). Sementara Bang Jack juga tidak sendiri karena ada Pak H. Ahmad Jalaluddin (menyebut tokoh karikatural yang diperankan oleh Jarwo Kuwat ini harus lengkap: H. Ahmad Jalaluddin orang terkaya di Indonesia, paling dermawan, dan ganteng. Saking kayanya, ia mau beli Bogor dan Cianjur, tapi tidak dapat izin). H. Jalaluddin yang mewakafkan tanah berikut bangunan masjid namun gagal meresmikan masjid karena didahului oleh Pak Bombi memotong pita. Lalu ada puteri H. Jalaluddin, Zahro, alumni Jerman yang punya obsesi membangun pabrik pesawat terbang di Indonesia bekerja sama dengan Ilham Habibie. Di samping itu ada Mas Roy, bilal masjid sejak dari Kampung Kincir yang tidak mau digantikan oleh siapa pun. Dan ada juga Ustaz David (diperankan oleh Syakir Daulay yang viral karena lagunya, Aisyah Isteri Rasulullah), santri muda yang diminta menjadi iman oleh Bang Jack di masjid itu.
Meski dukun Bahrudin sakti mandra guna (punya ilmu ginkang bisa melompat ke atap masjid sambil memikul buah-buahan), namun ia punya kelemahan. Ia paling tidak tahan mendengar azan. Badannya langsung kepanasan. Watak karikaturalnya terlihat bahwa ia menganggap keong (omang-omang) sebagai tuhannya. Dan yang lebih aneh lagi, ia menganggap Bang Udin, tokoh hansip yang sudah ada sejak PPT pertama, sebagai gurunya dan tunduk kepada semua perintahnya. Aneh, karena Bang Udin di PPT Jilid 13 ini digambarkan sebagai tokoh gila akibat pernah merobohkan mushola darurat di PPT sebelumnya karena mengejar harta karun berdasarkan peta yang ditemukannya. Peta itu berujung di musholla darurat. Di PPT ini Bang Udin tidak mengakui namanya dan berjalan ke sana kemari mencari tuhan.
Perundingan berjalan alot karena tak sejengkal tanah pun milik dukun Bahruddin yang mau ditukar guling. Bagi sang dukun, tanahnya penting karena akan dijadikan arena konferensi paranormal tingkat dunia. Tokoh musyrik itu sendiri akan menjadi bintang utama dalam konferensi internasional itu dengan tema Ganteng-Ganteng Kucing Dapur (parodi dari judul sinetron, Ganteng-Ganteng Srigala). Bagi sang dukun, status rumah ibadah di atas lahan warisan dari kakeknya merupakan Masjid yang Tidak Dirindukan (parodi dari judul film dan sinetron: Syurga Yang Tidak Dirindukan).
Ngototnya dukun Bahruddin diimbangi dengan ngototnya Bang Jack. Bang Jack dan H. Ahmad Jalaluddin gagal total dalam perundingan dan tampaknya akan menyerah. Namun puterinya, Zahro mengajukan diri untuk menjadi juru runding didampingi oleh pasangan muda, Ustaz David. Mereka berunding di lahan kuburan, namun gagal maning karena sang dukun menangkap kelakuan Ustaz David yang selalu mencuri-curi padang ke Zahro. Santri ini rupanya kagum melihat wanita muda lulusan Jerman itu dalam berbicara dan berargumentasi, namun disalahtafsirkan oleh Zahro dan sang dukun.
Mengingat dukun Bahruddin amat patuh terhadap Bang Udin, maka muncul ide cemerlang dari Bang Jack untuk menggunakan tokoh gendeng itu sebagai juru mediasi. Bang Udin yang bekas hansip ternyata masih tetap berjiwa korsa pramuka dan akan sadar jika diajak beraktivitas kepramukaan seperti bertepuk pramuka. Bang Jack dan Mas Roy lalu bersegaram pramuka dan memainkan kode-kode bendera smapore untuk berkomunikasi dengan Bang Udin. Tiba-tiba Bang Udin bilang sudah lupa kode smapure. Gagal maning, padahal mihrab masjid sudah diberi police line oleh dukun Bahruddin. Teror-teror terus dilancarkan secara karikatural seperti rencana menurukan toa masjid dari menaranya yang dilakukan oleh Atep dan Acung atas arahan Pak Bombi untuk memutus suara azan. Listrik masjid yang dianggap tidak halal karena tidak ada sertifikat halal dari MUI diputus oleh mereka. Apes karena mereka tersengat listrik dan menjadi gosong seperti disamber Gundala Putera PLN (parodi dari tokoh komik Gundala Putera Petir).
Meskipun dukun Bahruddin mengaku toleran dengan berdalil lakum dinukum wa liyadin (tokoh musyrik berdalil dengan al-Quran, ini bentuk parodi yang lain lagi), tapi tampaknya masjid sengketa itu tidak bisa mengelak dari tuntutannya. Benarkah masjid itu akan dirobohkan? Jawabannya ada beberap episode yang tersisa. Mari terus saksikan PPT Jilid 13: Masjid Sengketa sambil menikmati konflik-konflik karikaturalnya yang lain: Ibu kandung Maing yang menyebalkan; Viral yang sudah mulai melupakan Hera dan beralih ke Alexandria; Zahro yang enggan dijodohkan dengan Ustaz David; Mega si janda-tua yang mengejar-ngejar perhatian Mas Ustaz David; Loli, perawan tua-ganjen yang selalu mejengkelkan isteri Pak H. Jalaluddin karena rela dijadikan isteri kedua oleh suaminya; Asrul dan kawan-kawan yang sudah berubah nasibnya karena dipekerjakan oleh Pak H. Jalaluddin di perkebunan pisangnya, tetapi tidak bertambah imannya, malah kufur nikmat, dan seterusnya. Dulce at utile sangat memikat di sinetron spesial Ramadhan ini. (*)
*Drs. Mustari, M.Hum adalah Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sastra di jurusan BSA FADIB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.