JAKARTA – Pencarian korban maupun puing pesawat serta black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 terus dilakukan. Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Marsekal Rasman mengatakan operasi pencarian tetap dilaksanakan pada malam hari,
“Tetapi terbatas pada pengoperasian kapal-kapal yang dilengkapi dengan peralatan bawah laut,” ungkapnya dalam jumpa pers Minggu (10/01/2021) sore.
Kepala Basarnas, Marsdya Bagus Puruhito mengungkapkan, Tim SAR gabungan juga sudah menyerahkan sejumlah barang diduga bagian tubuh penumpang maupun bagian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 kepada polisi.
“Dari kegiatan hari ini hingga pukul 19.20 WIB tadi, kita sudah mendapatkan 10 kantong berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. Enam belas bagian atau potongan besar dari pesawat, 10 kantong jenazah yang berisi bagian dari korban, dan lima potong pakaian,” tuturnya di JICT, Minggu (10/01/2020) malam.
Semua kantong ini telah dilabeli di JICT lalu dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi.
Pesawat komersial Sriwijaya Air tipe Boeing 737-500 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak sekitar pukul 14.40 WIB, Sabtu (09/01). Pesawat itu diperkirakan jatuh di sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Laut Jawa. Total penumpang Sriwijaya Air SJ182, sebanyak 62 orang. Rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 6 awak aktif, 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak penumpang.
Pihak berwenang langsung melakukan pencarian dan pada Sabtu malam TNI AL menyatakan sudah menemukan titik koordinatnya. Sedikitnya 10 Kapal Republik Indonesia (KRI) dikerahkan ke lokasi. Puluhan pasukan khusus TNI AL juga dilibatkan, diantaranya Kopaska. Dari sekian unsur KRI yang terlibat dalam pencarian, termasuk salah satu unsur dari Satuan Kapal Patroli (Satrol) Lantamal II yaitu KRI Kurau 856.
Lewat tengah malam pada Minggu (10/01/2020), tim Basarnas membawa sejumlah temuan yang diduga berasal dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke posko di dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan lokasi black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 sudah ditandai di tengah berlangsungnya upaya pencarian pada Minggu (10/01/2021).
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, black box bisa kita temukan,” kata Hadi dalam jumpa pers, pukul 15.40 WIB.
Menurutnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menurunkan tiga alat pencarian portable pinger finder dan alat-alat itu sudah berada di KRI Rigel. Black box adalah istilah terhadap dua peranti pada dua peranti pada pesawat, FDR (Flight Data Recorder) atau perekam data penerbangan dan CVR (Cockpit Voice Recorder) atau perekam percakapan pilot.
Seperti diketahui pesawat yang dioperasikan oleh maskapai Sriwijaya Air tersebut pertama kali terbang pada 1994 dan dikatakan dalam kondisi layak.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono, mengatakan “Jika dirawat dengan baik, pesawat tersebut mestinya tidak bermasalah”.
Hal senada disampaikan Dirut Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena, yang “memastikan pesawat dalam kondisi baik”.
“Kalau kondisi pesawat dalam keadaan sehat, sebelumnya pulang pergi ke Pontianak dan harusnya tidak ada masalah. Semuanya lancar,” kata Jefferson di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu.
Ia mengatakan keterlambatan keberangkatan yang dialami Sriwijaya Air SJ182 selama 30 menit bukan karena kendala mesin. Delay (penundaan berangkat), kata dia, akibat hujan deras. (kt3)
Redaktur: Hamzah