YOGYAKARTA – Kasus mahasiswa di Yogyakarta yang dibakar hidup-hidup oleh temannya, mengegegerkan jagat sosial media beberapa hari belakangan ini. Peristiwa yang menimpa korban, Dimas Toti Putra (21) yang tercatat sebagai mahasiswa Jurusan S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) angkatan 2019 ini sudah lama.
Kasus tersebut mencuat setelah viral di lini masa tweeter setelah ada cuitan dari akun @bilal1878 dengan nama Certified lover boy.
Menurut ayah korban, Purwanto, peristiwa yang menyebabkan tubuh anaknya mengalami luka bakar 80% tersebut terjadi pada Rabu, 23 Maret 2022 malam, di rumahnya yang terletak di sekitaran Jl. Lowanu, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Menurutnya, saat kejadian dia sedang berjualan di warung rokoknya yang berada di Kawasan jalan Kolonel Sugiyono, Brontokusuman.
Purwito mengungkapkan, Berdasarkan cerita dari Dimas, sebelum kejadian Dimas sedang berbincang dengan temannya, Febriansyah di lantai atas rumah. Kemudian datang tiga orang teman lainnya. Kemudian Febriansyah keluar.
Purwanto menyebut 3 orang teman Dimas yang juga diduga pelaku. Ketiganya berinisial JI, AL dan ZI yang kini masih diburu polisi.
Terkait pemicu masalah antara Dimas dan ketiga temannya adalah soal jual beli Knalpot dan Ikan. Saat Dimas bertransaksi dengan AL, kemudian JA minta ikut berbisnis dengan menjual knalpot dan ikan Dimas, namun dengan harga yang sangat murah. Tentu saja Dimas menolak.
Untuk Knalpot yang diinginkan AL sudah terjual dengan harga sesuai kesepakatan. Demikian juga untuk ikan yang dipesan telah dibeli oleh orang lain, Namun dimas menyarankan untuk memilih ikan lainnnya yang masih tersedia. AL dan ZI menerima, serta memilih ikannya, sementara JA tak terima dan emosi. JA kemudian nekat menyiramkan bensin yang sudah dia siapakan dan secara bersamaan menyalakan api, sehingga otomatis tubuh Dimas terbakar. Sejurus kemudian JA, AL dan ZA melarikan diri.
Beruntung saat itu ada teman lain yang datang terpisah menolong dengan membukakan pintu dan mengarahkannya ke kamar mandi.
“Itu kronologi kejadian sesuai cerita anak saya,” katanya kepada wartawan, Sabtu (23/04/2022).
Akibat peristiwa itu Dimas mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya hingga 80 persen. Ia kemudian dilarikan ke RS Pratama. Namun kemudian dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito. Selama 2 minggu Dimas tidak bisa bergerak dan asupan makanan mengandalkan infus.
“Baru hari ke 14 mulai bisa makan bubur,” katanya dengan nada sedih.
Namun Setelah dirawat secara intensif di RSUP Dr. Sardjito selama setu bulan, kondisinya saat ini berangsur membaik. ungkapnya.
“Sekarang tinggal menunggu tangan kiri, leher, dan dada. Kalau yang kaki, tangan kanan, dan muka sudah kering,” imbuhnya.
Purwanto juga mengaku pihaknya sudah melapor ke Polsek Mergangsan. Ia juga berharap para pelaku segera ditangkap dan diproses hukum, meski teman dari Dimas. Saat dikonfirmasi terkait cuitan @bilal1878 yang mengatakan bahwa “Keluarga salah satu pelaku sempat mendatangi keluarga dimas, maksut dan tujuan belum diketahui, untuk foto ke 3 pelaku sudah beredar di masyarakat lowanu” Purwanto enggan berkomentar. Namun ia menegaskan tidak mau menempuh jalan damai,
“Saya berharap polisi tetap memproses hukum,” tegasnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi wartawan Jumat (22/04/2022) yang lalu, Kapolsek Mergangsan, Kompol. Rachmadiwanto mengatakan polisi masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku.
“ (pelaku) Masih dalam pengejaran anggota saya,” katanya.
Rachmadiwanto menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi yang sudah diperiksa, motif para pelaku diduga dipicu oleh masalah bisnis jual beli knalpot. Namun terkait motif maupun kronologis kejadian, termasuk apakah korban disiram bensin, pihaknya masih belum bisa memastikan karena korban belum bisa dimintai keterangan dan para pelaku masih dalam pengejaran.
Untuk diketahui, akun @bilal1878 selain menginformasikan kejadian pembakaran terhadap dimas, juga menggalang donasi. Up date terakhir pada Minggu (24/04/2022) sudah terdapat 1486 Donasi dengan nominal Rp 81.236.837. Diharapkan bantuan tersebut bisa meringankan orang tua korban.
Pasalnya, menurut pengakuan Purwanto, ia mengalami kesulitan soal pembiayaan perawatan dimas hingga sembuh yang menurut pihak rumah sakit bisa mencapai Rp 100-180 juta.
“Saya memang minta bantuan untuk dilakukan penggalangan dana bantuan. Selain karena biayanya tidak sedikit, juga tidak tercover BPJS karena ada sangkutan dengan kasus kriminal,” ucap Purwanto. (kt1)
Redaktur: Faisal