Sukseskan Gerakan Zero Sampah Anorganik, OPD Diminta Berdayakan Bank Sampah dan Selenggarakan Pelatihan Produksi Daur Ulang Massal

Fokki memberikan pigura Foto Bung Karno kepada tokoh penggerak perempuan dari Kampung Iromejan, Hesti saat melaksanakan agenda reses. Foto: Fafa
Fokki memberikan pigura Foto Bung Karno kepada tokoh penggerak perempuan dari Kampung Iromejan, Hesti saat melaksanakan agenda reses. Foto: Fafa

YOGYAKARTA – Untuk mengatasi persoalan sampah, Pemerintah Kota Yogyakarta menggencarkan Gerakan Zero Sampah Anorganik. Gerakan tersebut mendapat dukungan dari kalangan anggota DPRD Kota Yogyakarta, diantaranya Antonius Fokki Ardiyanto, S.IP dari Fraksi PDI Perjuangan.

Dalam agenda resesnya, Fokki, Sapaan akrabnya, menyelenggarakan jarring aspirasi sekaligus sosialisasi Gerakan Zero Sampah Anorganik di Wisma Pusat Pastoral Mahasiswa Jl Dr Wahidin Sudirohusudo Yogyakarta, Senin (30/01/2023).

Dalam Acara Resesnya tersebut, Fokki menghadirkan penggerak-penggerak lingkungan yang berasal dari Kampung Klitren Lor, Kampung Iromejan dan Kampung Pengok Kalurahan Demangan, Kemantren Gondikusuman.

Dalam sosialisasi gerakan zero sampah anorganik tersebut, salah satu peserta yang juga aktivis Bank Sampah dari Kampung Klitren Lor, Erni menyampaikan bahwa dalam mendukung gerakan zero sampah anorganik, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebenarnya sejak tahun 2022 lalu sudah mempersiapkan diri dengan program untuk membeli produk daur ulang sampah yang layak jual.  Program tersebut, kata dia,  masih berlangsung hingga saat ini.

“Hanya kendalanya adalah respons dari masyarakat atau bank bank sampah yang ada sangat minim, padahal program tersebut seharusnya bisa memancing kreatifitas masyarakat dalam pengolahan sampah yang dapat menghasilkan uang sehingga dapat membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Fokki menyampaikan bahwa harus ada pendekatan komprehensif dari pemerintah untuk dapat mensukseskan program gerakan zero sampah anorganik, termasuk apa yang telah dilakukan DLH untuk membeli produk daur ulang.

“Salah satunya misalnya dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang mempunyai tupoksi pelatihan kerja, yaitu diadakan pelatihan secara massal dan menyeluruh untuk memproduksi daur ulang sampah,” ujarnya.

Disamping itu, menurut Fokki pemerintah tidak boleh selalu menyerahkan tanggungjawab kepada masyarakat untuk mensukseskan gerakan zero sampah anorganik.

“Gotong royong menyelesaikan persoalan sampah yang dapat dikatakan darurat sampah ini harus jelas porsinya. Mana porsi masyarakat mana porsi pemerintah.” tandasnya.

Di sisi lain Fokki menilai Penjagaan 13 depo sampah selama 24 jam bukan solusi utama mengatasi persoalan sampah.

“Lakukan dialog dengan semua pemangku kepentingan dan kebijakan di tingkat wilayah serta komunitas dan korporat untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan sampah di Kota Yogyakarta,” imbuhnya.

Di akhir sesion reses hari keempat ini, Fokki juga memberikan kenang-kenangan pigura Foto Bung Karno kepada tokoh penggerak perempuan dari Kampung Iromejan, Hesti yang juga aktivis sampah yang ada di wilayahnya.

Di sela-sela reses, Fokki juga menyempatkan berdoa sesuai keyakinan yang dianutnya di Gua Maria yang berada di Pusat Pastoral Mahasiswa Katolik. Ia berdoa untuk keselamatan bangsa dan kesejahteraan rakyat di tengah berbagai masalah yang mendera kehidupan bangsa dan rakyat. (rd1)

Redaktur: Ja’faruddin AS

59 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com