Bapas Jogja Laksanakan Bimbingan Kepribadian Klien Muslim Bersama Majelis Istiqomah Hijrah 

Bapas Kelas I Yogyakarta (Bapas Jogja) telah melaksanakan pengajian rutin bagi klien pemasyarakatan muslim, pada 24 September 2024 kemarin. Foto: Ist
Bapas Kelas I Yogyakarta (Bapas Jogja) telah melaksanakan pengajian rutin bagi klien pemasyarakatan muslim, pada 24 September 2024 kemarin. Foto: Ist

Sebagai bentuk program bimbingan kepribadian yang berkelanjutan, Bapas Kelas I Yogyakarta (Bapas Jogja) telah melaksanakan pengajian rutin bagi klien pemasyarakatan muslim, pada 24 September 2024 kemarin.

YOGYAKARTA – Bapas Jogja berkomitmen untuk memenuhi hak klien pemasyarakatan, diantaranya yaitu mendapatkan bimbingan kepribadian guna mengintegrasikan kembali hubungan hidup klien dengan Allah SWT bagi klien muslim.

Seperti pengajian-pengajian  sebelumnya, kehiatan kemarin juga dilaksanakan bersama dengan Majelis Istiqomah Hijrah.

Kali ini Pengajian mengangkat tema “Rintangan Istiqomah, Baiknya Seorang Mukmin” yang disampaikan Catur Andriyana dari bagian bimbingan kemasyarakatan dan perawatan Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.

“Bapas berharap kegiatan pengajian rutin ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi klien pemasyarakatan agar dapat istiqomah dalam jalan kebaikan,” ucap Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Pertama Rony Aryono Putro

Dalam pengajian, Catur Andriyana menekankan bahwa Berbuat kebaikan kepada orang tua harus ikhlas karena ridho orang tua adalah rida Allah SWT.

Ia juga mengajak klien untuk senantiasa bersyukur.

“Bersyukur adalah kunci untuk hidup lebih tenang. Segala sesuatu yang diberikan Allah adalah yang terbaik bagi kita,” ungkapnya.

Di sisi lain ia menjelaskan Tuntunan terkait baik dan buruknya suatu hal pasti ada alasan, seperti misalnya minuman keras haram karena tidak baik bagi kesehatan dan saat tidak sadar dapat membawa kerugian bagi orang lain.

Catur juga mengingatkan agar klien Bapas agar menghindari pergaulan yang merugikan.

“Langkah berubah, jauhkan dari pergaulan komunitas yang sama (merugikan), ingat selalu dengan Allah, mengikuti kajian , memerangi hawa nafsu dengan mengikuti pengajian agar mendapat ilmu,” ujarnya.

Terkait dengan hubungan masyarakat, ia juga mengingatkan klien agar memilih teman yang baik.

“Teman yang buruk adalah setan berwujud manusia yang mengajak dosa untuk melakukan dosa yang sama. Memutuskan hubungan dari mereka bukanlah dosa karena tujuannya menghidari dari keburukan,” katanya mengingatkan.

“Sebagai umat yang baik seharusnya waspada dengan bisikan setan baik dari wujud manusia dan jin. Melakukan keburukan dengan alasan tidak merugikan orang lain bukanlah suatu pembenaran,” tandasnya.

Sebagai penutup, Catur menyampaikan pesan kepada seluruh klien pemasyarakatan yang hadir untuk selalu semangat dalam menjalani masa integrasi dengan tetap istiqomah di jalan kebenaran sebagaimana yang telah disampaikan dalam kajian.

“Jangan pernah rendah diri untuk istiqomah berada pada jalan kebaikan, kami dan kita semua mempunyai kesempatan yang sama sebagai seorang mukmin dalam mencapai tujuan hidup yakni semata mata terus berbenah dan mendapatkan rida dari Allah SWT” pungkas  Catur. (pr/rd1)

Redaktur: Fefin Dwi Setyawati

 

56 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com