Maraknya Black Capaign dalam Media Sosial

YOGYAKARTA – Combine Resourche Institution (CRI) bekerja sama dengan KPU DIY menggelar diskusi publik bertama Media Sosial untuk Pilpres yang Berkualitas dan Beradab. Diskusi ini tidak dipantik oleh panelis melainkan semua peserta diskusi wajib menyampaikan pendapat.

Aktivis Masyarakat Peduli Media (MPM) Budhi Hermanto selaku moderator diskusi menilai, black campaign belakangan ini sangat marak. Menurut data yang dilansir MPM ada sekitar 1.541 pembicaraan di media sosial khusunya DIY yang mengarah ke Pemilu. Akan tetapi, 13,6% dari pembicaraan itu yang bermuatan positif.

“Selebihnya itu berarti black campaign,” ujarnya Jumat (6/6/2014).

Lalu apa yang disebut black campaign?

Komisioner KPU DIY Divisi Pendidikan Pemilih, Farid Bambang Siswantoro yang berkesmpatan membuka diskusi itu berpendapat, black campaign ialah usaha membicarakan sisi negative orang lain tanpa adanya konfirmasi dari yang bersangkutan. Usaha-usaha itu menurut Farid mampu mencemari pola pikir masyarakat dalam menentukan pemimpin yang baik.

Farid memberikan contoh terkait black campaign yang belakangan marak. Menurut Farid, beredarnya foto Amien Rais yang menentang Prabowo pada era reformasi bersanding dengan foto Amien Rais yang sekarang ini justeru berbalik mendukung Prabowo, merupakan tindakan black campaign.

“Psalnya setalah dikonfirmasi, kebenaran itu tidak terbukti. Bahkan Amien Rais siap diberi sanksi jika memang dokumentasi itu terbukti,” pungkas Farid. (war)

Redaktur: Rudi F

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com