Ja’faruddin: Media Bermodal Besar Belum Tentu Kuat

YOGYAKARTA – Sebagian besar media massa dewasa ini tidak dapat dipungkiri telah menjadi alat kepentingan penguasa dan elit politik. Keberadaan para tokoh politik, ataupun pengusaha yang berpolitik sebagai pemilik media cenderung mempengaruhi persepsi pemberitaan di media massa itu sendiri. Hal itu tentu tidak terlepas dari otoritas yang dimiliki sang pemilik media. Jika pemilik berkendak terhadap isu tertentu, maka jadilah isu tersebut menghiasi headline media tersebut.

Untuk itu, pakar ilmu jurnalistik yang juga bos PT Media Wartatama (jogjakartanews.com) menyarankan agar audiens, khususnya kalangan mahasiswa tidak serta merta menelan mentah-mentah apa yang diberitakan oleh media. “Mahasiswa itu harus kritis, jangan mau terbawa arus, mahasiswa harus menjadi penggerak opini bukan sebaliknya menjadi sasaran dari opini yang dibuat oleh elit penguasa,” kata Ja’faruddin sebagaimana disampaikan dalam seminar nasional “Kepemimpinan Mahasiswa sebagai Buzzer Konstruksi Realitas Media” di Gedung Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (07/03/2015).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa bang Fafa itu mengatakan mahasiswa harus menguasai isu dan fakta yang berkembang di media. “Kalau media ramai mengangkat isu ahok versus DPRD, KPK versus Polri dan sebagainya, mahasiswa harus mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan rakyat kecil. Misalkan soal kenaikan beras, premium, gas elpiji isu ini kan tenggelam. Mana lebih penting bagi rakyat kecil, konsumsi beras atau politik?” tegas Fafa.

“Munculkan isu atau realitas yang menyentuh rakyat kecil, bukan ikut arus realitas politik yang dikonstruksi media,” timpal pria kelahiran Purwokerto itu. “Caranya mudah, bangkitkan kekuatan people power, tidak perlu media mainstream, SMS berantai saja mampu mempengaruhi opini publik. Lihat saja bagaimana kekuatan people power di Filpina telah mampu menumbangkan sebuah rezim otoriter dibawah kepemimpinan Joseph Estrada. Sebab media dengan modal yang besar juga belum tentu mampu, tidak mesti media yang bermodal besar itu kuat,” lanjutnya.

Pemateri lainnya, pakar media sosial, owner media Football Founding, Sirajuddin Hasbi mengatakan kalau saat ini adalah era dimana orang sulit mempercayai sesuatu. Karennya, mahasiswa harus mampu terjun langsung mendalami isu yang berkembang di media massa. “Aktif mengeluarkan informasi dan turut membentuk opini publik, bukan hanya sebatas menjadi penerima,” Kata Sirajuddin.

Acara yang berlangsung mulai dari pukul 08:00 – 11:30 WIB itu dihadiri perserta dari kalangan mahasiswa, baik dari kalangan umum maupun aktifis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta. Dimulai dari acara pelantikan pengurus HMI Komisariat Fishum, acara kemudian dilanjutkan dengan seminar yang juga diiringi grup musik dari HMI Komisariat Ushuluddin. (Yud)

Redaktur: Yudi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com