Sri Muslimatun: Tekanan Orang Tua Memicu Kasus Pelajar Hamil di Luar Nikah

SLEMAN – Banyak kasus pelajar hamil di luar nikah yang mengakibatkan pelajar tersebut tidak dapat melaksanakan Ujian Nasional. Menurut Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, M.Kes salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut selain pergaulan bebas adalah karena adanya tekanan-tekanan dari para orang tua sendiri.

“Tekanan secara terus menerus mengakibatkan anak menjadi kuper (kurang pergaulan). Kasus pergaulan bebas saya amati malah lebih banyak menyerang anak yang cerdas secara intelektual. Hendaknya orang tua juga membekali mereka dengan kecerdasan emosional dan spiritual,” ungkap Muslimatun belum lama ini.

Muslimatun juga mengungkapkan bila dilihat dari struktur penduduk Kabupaten Sleman, sekitar 21% dari jumlah penduduknya adalah generasi muda. Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memiliki tugas untuk terus membina generasi muda dengan memberikan ruang-ruang untuk memacu kreatifitas, agar selalu melakukan kegiatan yang positif. Menurutnya, pemahaman generasi muda dan remaja terhadap kesehatan reproduksi harus dimulai dengan penanaman nilai-nilai positif pada para remaja.  Pengenalan kesehatan reproduksi pada remaja menjadi bekal penting generasi penerus tersebut untuk mengarungi masa depannya.   

“Peran keluarga  sangat penting karena remaja masih dalam pembinaan dan pengasuhan orang tua diamana pembentukan karakter remaja dimulai dari keluarga,”tukasnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, kata Muslimatun, Pemkab Sleman mendorong pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Konfirmasi dan Konseling Remaja (PIK-R) agar dapat membantu orang tua dalam memahami remaja, permasalahan remaja, dan cara berkomunikasi dengan remaja.

“Hingga tahun 2015 jumlah BKR di Kabupaten Sleman tercatat sebanyak 154. sedangkan PIK-R sebanyak 112 yang terdiri dari 31 PIK-R jalur sekolah dan 81 PIK-R jalur non sekolah,” imbuh Muslimatun.

Upaya Pemkab Sleman memajukan  BKR dan PIK-R membuahkan hasil. Tim evaluasi penilaian kegiatan BKR dan PIK-R  dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (07/04/2016) kemarin menyambangi BKR ‘Sembadra’ Dusun Karang Kalasan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan serta PIK-R ‘Semarak’ Ngemplak, Sleman yang mewakili Kabupaten Sleman maju ketingkat DIY.

Dalam kegiatan tersebut,  ketua BKR Sembadra Zubaedah mengungkapkan kegiatan BKR yang dilakukan di Dusun Karang adalah penyuluhan seputar masalah remaja dengan sasaran anak remaja dan keluarga yang memiliki anak remaja.

“Anak-anak remaja kami dalam acara ini juga telah melakukan deklarasi untuk menikah bagi anak laki-laki minimal usia 25 tahun dan untuk anak perempuan minimal usia 21 tahun,” ungkap Zubaedah.

Sementara Ketua rombongan tim evaluasi Dra. Ita Suryani M.Kes mengatakan, secara umum kemampuan kader sudah bagus serta terlihat antusias, guyub rukun, serta kompak. Namun menurutnya ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti kegiatan Posyandu remaja yang diharapakan dapat lebih berbaur dengan PIK-R setempat.

“Kami berharap agar kepesertaan KB terus dijaga agar membantu pemerintah dalam menekan angka kelahiran,” Pungkasnya. (pr*/kt1)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com