Makna Idul Adha dan Taqwa

Oleh: Mukharom*

Wikipedia bahasa Indonesia mengartikan tentang Idul Adha, adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa qurban, yaitu ketika nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan putranya untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan olehNya dengan domba. Sejarah umat Islam yang dilalui oleh Nabi Ibrahim merupakan peristiwa yang sangat istimewa bagi umat Islam, kita dapat merasakannya dengan menjalankan ibadah haji. Hari Raya Idul Adha juga disebut sebagai Hari Raya Haji. Sedangkan bagi mereka yang belum berkesempatan menunaikan rukum Islam yang ke 5 yaitu haji, maka diberi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan cara berqurban yaitu menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketaqwaan dan kecintaan hamba kepada sang pencipta Allah Swt.

Taqwasecaraetimologiberasaldaribahasaarab, yaitudarifi’il ittaqa-yattaqi, yang artinyaberhati-hati, waspada, takut. Sedangkansecaraterminologiadalahtakutkepada Allah denganmenjalankansegalaperintahNyadanmenjauhisegalalaranganNya.IbnuKatsirdalamtafsirnyamenjelaskanartidasartaqwayaitumenjaukandiridaridarisegalasesuatu yang tidakdisukaiNya.Di dalam Al Qur’an kata taqwaditemukansebanyak 259 kali denganderivasidanmakna yang beragam.Esensitaqwaadalahtidakhanyamembahassoalibadah ritual sajaakantetapibisadalamaplikasimuamalah, bergaul dengan akhlaq yang terpuji sebagai bentuk peningkatan kapasitas diri dalam bermasyarakat seperti dicontohkan Rasulullahyaitu membantu sesama dalam kebajikan, empati danmengajarankanuntukmelakukankebaikan-kebaikanantarsesamamanusiadenganmengharapridlo Allah Swt.Taqwa juga berorientasipada mencegahmanusiauntukmenghidaridarihal-hal yang dilarangoleh Allah karenatakutakandosadanazab Allah. Olehkarenaitubagi orang yang dapatmenjalankannyaakanmulia di sisi Allah, sesuaidenganfirmanNya“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13).

Adapunkarakter orang bertaqwatelahdigambarkandalam Al Qur’an surat Al BaqarahAyat 2-4.Karakterorang bertaqwadiantaraadalahmenafkahkansebagianrizqinya. DalambulanDul Hijjahinidianjurkanuntukmeningkatkanibadahdalambentukmenyembelih hewan qurban, kemudian membagikan daging qurban, denganmelatihkesalehansosial, diharapkan fakir miskindapatmerasakankepedulian yang disalurkanolehkaumberadaataumampusecarahartabenda.

Sinergisitasantaramembangunkeslehan spiritual dankesalehansosialharussecarabersama-sama, jika dipisahmakaakantimpang, karenaimplentasikesalehan spiritual adalahdalambentuksosial, sedangkankesalehansosialbagiandariajaran agama secara spiritual, halinisesuaidengan Al Qur’an Surat Al BaqarahAyat 3 yang artinya“(yaitu) mereka yang berimankepada yang ghaib, yang mendirikanshalat, danmenafkahkansebahagianrezki yang Kami anugerahkankepadamereka”dalamkonteksayatinisudahjalasantarakesalehanspiritual/individual dankesalehansosialtidakdipisahkan, Allah memerintahkanuntukmendirikanshalat (kesalehan spiritual) kemudianmemerintahkanuntukmenafkahkansebagianhartanya (kesalehansosial). Keduakaraktertersebutmerupakanbagiandariciri-ciri orang bertaqwa.

Keteladana taqwa sudah tergambar pada kekasih Allah Nabi Ibrahim, di mana setiap tahunnya berqurban 1000 ekor domba, 300 ekor lembu dan 100 ekor unta. Bahkan tidak itu saja, anak tercinta Ismail yang berusia 7 tahun pun diserahkan untuk diqurbankan, hal ini sebagai bentuk kecintaan kepada Allah Swt dan peristiwa ini diabadikan dalam Al Qur’an Surat Assaffat Ayat 102 yang artinya “Ibrahim berkata: ” Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.

Peristiwa dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail memiliki sejarah dan arti yang sangat besar, setidaknya kita dapat mengambil makna peristiwa tersebut untuk dijadikan sebuah pelajaran dalam mengarungi kehidupan yaitu pertama taqwa (kesalehan spiritual), kedua hubungan antar manusia (kesalehan sosial) dan ketiga peningkatan kualitas diri. Ketiga makana Idul Adha sudah tergambar di atas, tinggal implementasinya. Semoga hari Raya Idul Adha tahun ini kita dapat berqurban sesuai dengan kemampuan, jika dapat membeli hewan qurban sapi berqurbanlah sapi, jika tidak ambil bawahnya, berqurbanlah kambing, jika tidak mampu berqurbanlah ayam dan lain sebagainya, sehingga dapat berbagi antar sesama. Dan berharap tidak hanya seremonialnya saja, akan tetapi dapat benar-benar berniat ikhlas karena Allah Swt agar dicatat sebagai amal ibadah dan taqwa. Aamiin [*]

*Penulis adalah DosenFakultasHukumUniversitas Semarang (USM) danMahsiswa Program DoktorIlmuHukum (PDIH) UniversitasDiponegoro (UNDIP) Semarang

  

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com