SURABAYA– Memimpin pertempuran dengan anak buah 2 orang, 200 orang ataupun 20.000 orang dengan satu hati, itulah seorang pemimpin yang tangguh dalam pertempuran.
Demikian dikatakan Mayjen TNI Purn (Mar) Sukotjo Cokroatmodjo Wakil Ketua Umum I Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), dalam memberikan pembekalan kepada 89 taruna tingkat II Akademi Angkatan Laut di Gedung Maspardi, Kampus Akademi Angkatan Laut, Senin (07/07/2014).
Pembekalan yang digagas para veteran perang 3 zaman ini bertujuan untuk mensosialisasikan warisan nilai-nilai kejuangan 1945 yang relevan dan berguna bagi para taruna sebagai generasi penerus TNI atau bagian dari pembentukan pendidikan karakter.
Sementara Menurut Gubernur AAL Laksda TNI A. Taufiqoerrochman, S.E dalam sambutannya menuturkan, pembekalan dari para veteran yang terdiri dari veteran pejuang 45, veteran pembela kemerdekaan dan veteran seroja dimaksudkan sebagai upaya Akademi untuk menjadikan Taruna sebagai prajurit pejuang.
“Alhamdulillah para veteran yang juga senior-senior kita mau berbagi pengalaman mulai zaman perang perjuangan kemerdekaan, perang membela atau mempertahankan kemerdekaan dan perang merebut Timor Timur. Ini penting bagi taruna karena mereka bercerita sesuai situasi dan kondisi ketika itu,” jelas mantan Dansatgas Merah Putih Operasi Pembebasan Sandera Kapal Sinar Kudus ini.
Dalam pembekalan yang berlangsung selama 2 jam tersebut, legiun veteran perang yang masih terlihat bugar dan energik masing-masing menceritakan pengalamannya saat bertempur mulai dari Mayjen (Purn) TNI Mar Sukotjo Cokroatmodjo.
Dia bercerita pengalaman bertempur di Surabaya hingga Malang bersama almarhum Laksamana (Purn) TNI Sudomo. Kemudian Letkol (Purn) Cahyono yang merupakan veteran perang Laut Arafuru.
Cahyono menceritakan begitu dahsyatnya pertempuran laut yang melibatkan dan mengakibatkan Komodor Yos Sudarso gugur. Begitupun Mayor (Purn) Mar Nurkamid yang veteran operasi Seroja Timor yang bercerita saat melaksanakan pendaratan di Tanah Lorosae dengan perjuangannya selama tiga hari mengapung dilaut, sebelum mencapai daratan Timor Timur.
Sebelum menutup pembekalan tersebut, Gubernur AAL menyampaikan substansi pemaparan para legiun veteran.
Dikatakannya bahwa intisari dari pembekalan tersebut adalah nilai-nilai kejuangan mereka yang tidak lekang oleh zaman seperti Nasionalisme, Jati diri, Kepahlawanan dan Kesetiakawanan, serta sikap rela berkorban dan berjuang tanpa pamrih untuk bangsa dan Negara yang semuanya disesuaikan dengan konteks kekinian.
“Tim yang tangguh dalam pertempuran, dalam suatu kondisi prajurit percaya pada pimpinan bahwa mereka akan dibawa pada kemenangan. Namun tidak hanya dalam pertempuran tetapi juga dalam keseharian. Prajurit taat belum tentu setia, tetapi prajurit setia sudah pasti taat” pungkas Gubernur AAL.
Usai menutup pembekalan, Gubernur AAL memberikan plakat sebagai tanda penghargaan atas kunjungan para veteran ke Akademi Angkatan Laut.(war)
Redaktur: Aristianto Zamzami